Berita Hari Ini : Sri Mulyani Antisipasi Rupiah Rp15.000, Saham IPO GOOD Rp1.284

Bareksa • 03 Oct 2018

an image
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pandangan pemerintah pada Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (18/5). Rapat Paripurna ini beragendakan mendengar keterangan pemerintah mengenai kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019. ANTARA

Kredit investasi BBCA meroket, DJIA cetak rekor baru, TBIG tender offer saham GHON, MIDI dan RALS rugi akibat gempa Palu

Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu, 3 Oktober 2018 :

Kurs Rupiah

Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa (2/10/2018) siang tembus Rp15.025 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot Bloomberg pukul 13.01 WIB. Jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan pada Senin (1/10), rupiah melemah 114,5 poin atau 0,77 persen dari Rp14.910 per dolar AS.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan, pemerintah akan mengkaji anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang menembus Rp15.000. "Kami bersama-sama dengan Bank Indonesia dan Menko Perekonomian terus melihat perkembangan rupiah, bahwa perkembangan ini tentu akan direspon oleh para pelaku ekonomi," kata Sri Mulyani seperti dilansir Kompas.com (02/10)

Menurut Sri, koordinasi yang dilakukan antara pemerintah dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan LPS dalam rangka melihat perkembangan indikator-indikator perekonomian pasca dolar AS menembus Rp15.000.

Dia menyontohkan, sektor perbankan yang akan dilihat dari sisi capital adeqequacy ratio (CAR), non performing loan (NPL), maupun loan to depocit ratio (LDR). "Apakah sektor perbankan kita cukup kuat dan terus akan bisa menyesuaikan dengan nilai Rp 15.000 ini," kata dia.

Pemerintah, kata Sri Mulyani, juga akan terus memantau perkembangan sektor riil. Dia masih optimistis pertumbuhan ekonomi masih cukup baik lantaran beberapa indikatornya menunjukkan hasil yang positif.

VP Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS selain dipicu oleh penguatan dolar AS terhadap seluruh mata uang dunia. Ini juga diikuti oleh kenaikan imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS dan harga minyak dunia. Di sisi lain, isu perang dagang antara AS dan China kembali memanas setelah AS mencapai kesepakatan perdagangan baru dengan Kanada dan Meksiko yang mengisyaratkan pembatasan barang-barang dari China.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA)

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mecatatkan pertumbuhan kredit investasi 16 persen secara tahunan atau year on year (yoy) per Agustus 2018. Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra menyatakan pertumbuhan ini didukung penyaluran kredit ke sektor pembangkit energi dan tenaga listrik, telekomunikasi, serta perkebunan dan pertanian.

"Kredit investasi BCA per Agustus 2018 tercatat Rp123 triliun atau 24 persen dari total portofolio kredit BCA yang sebanyak Rp503 triliun," ujar Jan Hendra, seperti dilancir Kontan.co.id (10/2).

Jan Hendra menambahkan, kualitas kredit investasi BCA tersebut juga masih terjaga. Hingga Agustus 2018, rasio kredit bernasalah atau non performing loan (NPL) kredit investasi BCA relatif di 1,5 persen. BCA telah menyalurkan kredit secara total Rp502,76 triliun per Agustus 2018. Nilai kredit ini tumbuh 15,08 persen yoy.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA)

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang merupakan salah satu indeks acuan Bursa Saham AS mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarahnya pada Selasa waktu setempat. Indeks DJIA ditutup naik 122,73 poin atau 0,46 persen menjadi 26.773,94, seperti dikutip dari Reuters (03/10). Penguatan DJIA seiring sentimen positif tercapainya kesepakatan perjanjian dagang baru antara Kanada, Meksiko, dan AS.

Meski begitu indeks S&P 500 kehilangan 1,16 poin atau 0,04 persen menjadi 2.923,43 dan Nasdaq Composite turun 37,76 poin atau 0,47 persen menjadi 7.999,55.

PT Garuda Food Putra Putri Jaya Tbk (GOOD)

Harga penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) PT GarudaFood Putra Putri Jaya Tbk telah ditetapkan Rp1.284 per saham. Harga saham itu berada di batas tengah dari harga penawaran saham perdana di kisaran Rp1.100 - Rp1.400 per saham.

"Harga saham perdana Rp1.284. Jumlahnya sama (jumlah penawaran perdana saham-red)," ujar Direktur PT Indo Premier Sekuritas, Rayendra L.Tobing, seperti dilansir Liputan6.com.

Rayendra menuturkan GarudaFood masih menawarkan jumlah saham yang sama yaitu sekitar 35 juta saham baru. Sehingga total dana dari IPO yang akan diraih sekitar Rp44,94 miliar.

Perseroan juga akan menerbitkan saham baru dalam rangka pelaksanaan mandatory convertible bond (MCB) pada tanggal penjatahan. Secara keseluruhan akan dikeluarkan saham baru 10,34 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Rayendra mengatakan, penawaran saham perdana GarudaFood itu untuk semua investor.

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)

TBIG akan melaksanakan penawaran tender atau tender offer terhadap saham PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk (GHON) yang dimiliki publik. Hal itu seiring kesepakatan antara TBIG dengan para pemegang saham GHON yang terdiri dari Rudolf Parningotan Nainggolan, Hotma Linda Ebigail Sirait dan PT Gihon Nusantara Tujuh pada 1 Oktober 2018 yang memberikan kuasa kepada TBIG untuk menjadi pengendali perusahaan ini.

Dikutip dari Kontan.co.id, Rudolf P. Nainggolan, Direktur Utama Gihon Telekomunikasi Indonesia mengungkapkan kesepakatan melalui keterbukaan informasinya kepada PT Bursa Efek Indonesia (2/10).

Hanya saja, tender offer tidak ditujukan kepada saham yang dimiliki oleh Rudolf Parningotan Nainggolan, Hotma Linda Ebigail Sirait dan PT Gihon Nusantara Tujuh yang mewakili 70,76 persen dari total saham GHON, melainkan hanya untuk saham GHON yang dimiliki publik.

PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)

Emiten ritel melaporkan turut terdampak bencana alam gempa 7,7  dan tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Dikutip dari Kontan, Solihin, Corporate Affair Director PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) menyatakan menderita kerugian Rp27,75 miliar akibat bencana di Palu dan sekitarnya. Secara keseluruhan, ada 41 gerai Alfamidi yang terdampak, tiga di antaranya rusak berat dan sisanya kerusakan kecil.

Adapun Setyadi Surya, Sekretaris Perusahaan RALS, seperti dikutip Kompas.com, menyatakan Ramayana Department Store di Mal Tatura merupakan satu-satunya gerai Ramayana yang berada di Palu. Akibat musibah ini, kerugian yang dialami Ramayana diperkirakan mencapai Rp50 miliar.

“Estimasi kerugian yang kami alami mencapai Rp50 miliar. Namun untuk saat ini, kami lebih mengutamakan keselamatan para karyawan yang ada di Ramayana Palu. Syukurlah, seluruh karyawan yang berjumlah 216 orang selamat. Hanya ada tiga orang karyawan yang mengalami luka-luka, tapi sudah bisa ditangani dengan baik,” ujarnya. 

(AM)