Proses Akuisisi Pertagas Berlanjut, Ada Sinyal Kenaikan di Saham PGAS

Bareksa • 27 Sep 2018

an image
Suasana kegiatan ekplorasi minyak bumi yang dilakukan PT Saka Energi Indonesia di Blok Pangkah, Gresik, Jawa Timur, Jumat (31/8). PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas). ANTARA FOTO/Moch Asim

Harga saham PGAS kemarin ditutup menguat 3,38 persendengan berakhir di level Rp2.140

Bareksa.com - Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) ditutup menguat 3,38 persendengan berakhir di level Rp2.140 per saham.

Saham PGAS bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dengan menjadi saham peringkat keempat dengan nilai transaksi perdagangan terbesar mencapai Rp223,64 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham PGAS pada perdagangan kemarin antara lain Maybank Kim Eng Sekuritas (ZP) dengan nilai pembelian Rp44,12 miliar, kemudian Macquarie Sekuritas (RX) Rp21,39 miliar, dan Morgan Stanley Sekuritas (MS) Rp17,97 miliar.

Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham PGAS secara keseluruhan yaitu 19,73 persen, 9,56 persen, dan 8,04 persen.

Proses Akuisisi Pertagas Terus Berjalan

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN terus melaksanakan komitmennya untuk menyelesaikan proses akuisisi PT Pertamina Gas (Pertagas) sebagai tahap lanjutan usai induk BUMN Migas (Holding BUMN Migas) yang dipimpin oleh PT Pertamina (Persero) resmi berdiri pada 11 April 2018 lalu.

Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso mengatakan proses akuisisi saat ini masih terus berjalan. Gigih mengatakan, proses akuisisi Pertagas akan diawali dengan pembayaran transaksi pengambilalihan 51  persen saham Pertagas yang targetnya dilaksanakan pada akhir September 2018.

Pembayaran tersebut merupakan tahap pertama dari rencana dua tahap pelunasan transaksi akuisisi Pertagas dengan total nilai Rp16,6 triliun.

Gigih menyebutkan pembayaran mayoritas saham Pertagas tahap pertama bakal menggunakan dana kas internal PGN. Sementara untuk tahap kedua bakal menggunakan pendanaan yang dicari oleh PGN.

Untuk diketahui, PGN telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (conditional sales purchase agreement/CSPA) dengan Pertamina pada 29 Juni 2018 lalu. Dengan penandatanganan CSPA ini, PGN menjadi pemilik mayoritas Pertagas sebanyak 51 persen.

Integrasi bisnis gas tersebut dilakukan guna mendorong perekonomian dan ketahanan energi nasional, melalui pengelolaan infrastruktur gas yang terhubung dari Indonesia bagian Barat (Arun) hingga Indonesia bagian Timur (Papua).

Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama mengatakan dengan penandatanganan CSPA ini, proses Holding BUMN Migas ini telah mencapai tahapan yang penting dan sejumlah tujuan baiknya dapat terwujud, yakni dapat menciptakan kedaulatan dan ketahanan energi yang pastinya membawa manfaat untuk masyarakat dan negara.

Setelah proses integrasi tersebut selesai, Pertamina sebagai Holding BUMN Migas mengarahkan PGN selaku subholding gas mengelola bisnis gas secara terintegrasi di Indonesia, sebagaimana ditetapkan dalam PP No. 06 Tahun 2018.

Melalui integrasi tersebut, Holding BUMN Migas pun diharapkan menghasilkan sejumlah manfaat di antaranya menciptakan efisiensi dalam rantai bisnis gas bumi sehingga tercipta harga gas yang lebih kompetitif kepada konsumen, meningkatkan kapasitas dan volume pengelolaan gas bumi nasional dan meningkatkan kinerja keuangan Holding BUMN Migas.

Analisis Teknikal Saham PGAS


Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham PGAS pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan upper dan lower shadow yang ukurannya sama menggambarkan saham ini bergerak positif  hingga ditutup dua tick di bawah level tertingginya.

Volume terlihat mengalami peningkatan mengindikasikan adanya akumulasi beli yang cukup besar sehingga mendorong saham ini menguat.

Apabila diperhatikan, saham PGAS saat ini sedang dalam uptrend jangka menengahnya yang cukup baik sejak awal Juli lalu yang ditandai dengan posisi garis MA 5 > MA 20 > MA 60.

Selain itu, indikator relative strength index (RSI) terpantau bergerak naiksinyal kenaikan yang kuat dengan target terdekat pada level Rp2.190, sebelumnya akhirnya berpotensi menguji level Rp2.320.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.