Harga Minyak di level Tertinggi dalam 4 Tahun, Investor Incar Saham MEDC & ELSA

Bareksa • 25 Sep 2018

an image
Pekerja PT Elnusa Tbk (Company)

Meskipun indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau memerah 0,25 persen ke level 5.867,8 persen

Bareksa.com -  Harga minyak melonjak pada perdagangan selasa 25 September 2018, menyentuh level tertinggi dalam empat tahun terakhir. Kenaikan harga minyak seiring kekhawatiran sanksi Amerika Serikat atas Iran dan keengganan Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) untuk menambah produksi.

Naiknya harga minyak global ini membuat saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Elnusa Tbk (ELSA) menjadi incaran

Meskipun indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau memerah 0,25 persen ke level 5.867,8 persen pada pukul 15.25 WIB.

Sentimen positif atas kenaikan harga minyak mampu mendorong naiknya harga saham MEDC dan ELSA. harga saham MEDC terpantau naik 7,3 persen, sementara  ELSA menguat 5,2 persen.

Harga Saham MEDC naik 7,3 persen menjadi Rp875 dari sebelumnya Rp815. Naiknya harga saham MEDC juga seiring dengan tingginya volume perdagangan di bursa yang mencapai 833 ribu lot saham.

Adapun pembelian bersih (net buy) terbesar saham MEDC dilakukan melalui broker Deutsche Securities (DB) sebanyak 109 ribu lot saham di harga rata-rata Rp843,6 per saham senilai Rp9,2 miliar.

Sementara pembeli terbesar berikutnya dilakukan melalui broker Nomura Indonesia (FG) yang membeli 82 ribu lot saham senilai Rp7,2 miliar.

Pergerakan Harga Saham MEDC Secara Intraday

Sumber: Bareksa.com

Tidak hanya MEDC, saham ELSA juga terpantau naik 5,2 persen menjadi Rp362 per saham.

Terpantau RHB Sekuritas (DR) sebagai pembeli terbesar. DR memborong 100,4 ribu lot saham ELSA dengan harga rata-rata Rp353,7 senilai Rp3,5 miliar.

Nilai transaksi oleh YP setara 11,2 persen dibanding seluruh transaksi saham ELSA yang mencapai Rp31,2 miliar.

Di urutan kedua dan ketiga pembeli terbesar saham ELSA adalah Samuel Sekuritas (IF) dan BCA Sekuritas (SQ) dengan nilai transaksi masing-masing mencapai Rp3 miliar dan Rp2,9 miliar

Pergerakan Harga Saham ELSA Secara Intraday

Sumber: Bareksa.com

Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah jenis Brent LCOc1 naik 0,5 persen jadi US$81,6 per barel pada pukul 06.00 GMT atau level tertinggi sejak November 2014. Tidak berbeda, harga minyak WTI CLc1 di level US$72,37 per barel atau naik 0,4 persen dari harga penutupan sebelumnya.


Sumber : Reuters

Pada pekan lalu, negara-negara anggota OPEC dan non-OPEC termasuk Rusia berkumpul di Aljazair. Dari hasil pertemuan tidak ada rekomendasi resmi untuk meningkatkan pasokan tambahan untuk mengimbangi potensi penurunan pasokan dari Iran.

"Pasar masih didorong kekhawatiran pasokan Iran dan Venezuela. Kegagalan produsen mengatasi hal itu menciptakan peluang membeli," ujar Direktur Stamford, Gene McGillian, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (25/9/2018).

Sebelumnya, harga minyak jenis brent untuk kontrak pengiriman November 2018 tercatat naik 2,02 persen ke level US$80,39 per barel pada pukul 14.35 pada perdagangan hari Senin (24/9/2018).

AS mengancam mulai 4 November mendatang akan menargetkan sanksi atas ekspor minyak Iran. Washington juga meminta kepada pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia untuk memangkas permintaan minyak dari Iran.

"Volume ekspor Iran akan anjlok, sedangkan OPEC yang juga termasuk Rusia enggan menambah produksi, akibatnya pasar minyak akan kekurangan pasokan," ujar Harry Tchilinguirian, Kepala Global untuk Strategi Pasar Komoditas BNP Paribas di Prancis.

Negara-negara OPEC dan Rusia justru malah menyepakati pemangkasan produksi yang dimulai 2017.

Sedangkan Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Iran, menyatakan akan mengembangkan mekanisme pembayaran untuk melanjutkan perdagangan minyak mereka meskipun ada sanksi dari AS.

Namun kebanyakan analis memperkirakan sanksi AS atas Iran akan berdampak pada berkurangnya pasokan minyak di pasar dunia antara 1 juta hingga 1,5 juta barel per hari. 

"Kami melihat kenaikan harga minyak di atas US$80 adalah fundamental," ungkap riset Fitch Solutions. 

Ashley Kelty, analis dari firma jasa finansial Cantor Fitzgerald mengatakan harga minyak mentah akan segera menembus US$90 per barel.

Bank of America Merrill Lynch juga telah merevisi perkiraannya atas rata-rata harga minyak tahun depan dari sebelumnya US$75 per barel jadi US$80 per barel.

(AM)