Bareksa.com – Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (Dirjen PPR) Kementerian Keuangan mengumumkan total pemesanan pembelian Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR004 mencapai Rp7,32 triliun dengan total investor sebanyak 21.672 orang. Dari total 21.672 investor, sebanyak 17.195 orang merupakan investor baru.
Dirjen PPR akan menggunakan dana hasil penjualan SBR004 untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2018, antara lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
"Dirjen PPR melaksanakan penetapan hasil penjualan SBR004, yang merupakan seri kedua yang penjualannya dilakukan secara online (e-SBN) yang memiliki interface dengan 11 mitra distribusi," demikian disampaikan keterangan tertulis Kementerian Keuangan, 17 September 2018.
Menurut Dirjen PPR menyatakan pemesanan SBR004 mengalami kelebihan 4,9 kali lipat dari target awal yang disampaikan oleh seluruh mitra distribusi Rp1,49 triliun.
Berdasarkan jumlah investor, mitra distribusi kelompok fintech menyumbang 13,3 persen, walaupun secara volume fintech hanya menyumbang 1,8 persen. Dari sebanyak 17.195 investor baru SBR004, generasi milenial mendominasi dengam kontribusi 45,26 persen atau sebanyak 7.782 investor.
Jumlah investor terbesar adalah yang melakukan pemesanan di rentang Rp1 juta hingga Rp100 juta yang mencapai 44,59 persen.
Berdasarkan jumlah investor secara total, generasi milenial yang memiliki usia 18-38 tahun atau lahir pada 1980 - 2000 mendominasi porsi mencapai 40,99 persen.
Adapun dari sisi volume pemesanan, kelompok investor baby boomers yang lahir pada 1946-1964 atau berusia 54-72 tahun menyumbang terbesar atau mencapai 43,11 persen dari total volume pemesanan Rp3,16 triliun.
Komposisi Jumlah Investor SBR004 Berdasarkan Usia (%)
Sumber : Kemenkeu, diolah Bareksa
Berdasarkan kelompok profesi, jumlah investor SBR004 terbesar adalah pegawai swasta yang mencapai 37,95 persen. Kemudian disusul investor dari kalangan wiraswasta dan ibu rumah tangga yang masing-masing menyumbang 23,39 persen dan 10,39 persen.
Adapun berdasarkan volume pemesanan, kelompok investor yang berprofesi sebagai wiraswasta adalah yang terbesar atau menyumbang 39,4 persen, disusul pegawai swasta dan ibu rumah tangga masing-masing 24,2 persen dan 14,61 persen.
Komposisi Jumlah Investor SBR004 Berdasarkan Jenis Profesi (%)
Sumber : Kemenkeu, diolah Bareksa
Jumlah nominal pemesanan SBR004 berdasarkan wilayah, terbesar disumbang wilayah Indonesia Bagian Barat selain DKI Jakarta senilai Rp3,29 triliun. Kemudian disusul investor asal DKI Jakarta yang memesan Rp3,27 triliun, dan wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Timur Rp761,6 miliar.
"Dibandingkan dengan penerbitan SBR003, seluruh wilayah mengalami peningkatan dengan kenaikan tertinggi yaitu DKI Jakarta yang mencapai 302,06 persen," demikian disampaikan Ditjen PPR.
Rata-rata volume pemesanan per investor SBR004 adalah Rp337,9 juta.
Secara kumulatif, realisasi penerbitan SBR003 dan SBR004 melalui sistem online pada 2018 mencapai Rp9,25 triliun atau lebih tinggi dibandingkan penerbitan SBR001 dan SBR002 yang offline hanya Rp6,31 triliun.
Pada penerbitan SBR004, mitra distribusi yang menyediakan layanan online bertambah dari yang semula 9 menjadi 11 mitra distribusi.
11 mitra distribusi tersebut adalah :
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
2. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
3. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
4. PT Bank Permata Tbk (BNLI)
5. PT Bak Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
6. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
7. PT Timegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM)
8. PT Bareksa Portal Investasi (Bareksa)
9. PT Star Mercato Capitale (Tanamduit)
10. PT Investree Radhika Jaya (Investree)
11. PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku)
***
Bareksa dipilih Kementerian Keuangan menjadi salah satu penjual atau mitra distribusi Surat Utang Negara Online, yang merupakan inovasi pertama di Indonesia. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, investasi kita bisa dipantau dari mana saja dan kapan saja.
Daftar jadi nasabah, klik tautan ini