Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 6 Agustus 2018 :
PT Elnusa Tbk (ELSA)
Hingga Juni 2018, ELSA sudah mengantongi kontrak Rp 1,1 triliun. "Kontrak sepanjang 2018 sebagian besar disumbang dari Grup Pertamina seperti Pertamina EP, Pertamina Gas, Pertamina Hulu Energi, dan Pertamina Geothermal Energy. Di luar Pertamina seperti Conocophilips dan Saka Energy," ujar Rifqi Budi Prasetyo, Invetsor Relation ELSA.
Kini ELSA juga tengah membidik kontrak-kontrak baru pada semester II 2018 ini. "Terutama kontrak seismik sebagai pengganti pekerjaan seismik darat Papua yang sudah selesai di kuartal 1 kemarin," tutur Rifqi.
Rifqi menambahkan, saat ini ELSA masih menggarap Blok Mahakam, Offshore North West Java (ONWJ), dan Sanga-sanga. "Blok Andaman kemarin kami garap seismik lautnya," imbuhnya.
PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI)
HOKI memperkuat penjualan beras di peritel modern, Alfamart. Sebelumnya, perseroan telah memasok beras ke Indomaret.
Investor Relations Buyung Poetra Sembada F. Dion Surijata mengatakan, Alfamart meminta perseroan untuk memproduksi beras dengan kemasan Alfamart. Sebelumnya, HOKI pun telah melakukan kerja sama dengan Indomaret.
"Kami belum memasar beras di Alfamart, masih proses perizinan. Semoga sebulan atau dua bulan ke depan bisa dipasarkan," ungkapnya.
PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC)
Emiten tambang logam ZINC berencana mengakuisisi saham proyek smelter seng dan pengolahan seng oksida di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, bersama dengan Merlion Resources Holding Limited (MRHL). Kedua proyek baru itu akan menambah laba perseroan sekitar Rp173 miliar.
Direktur Keuangan Kapuas Prima Coal Hendra Susanto menyampaikan, berdasarkan regulasi pemerintah, perusahaan tambang mineral diwajibkan membuat smelter atau fasilitas pemurnian. Oleh karena itu, ZINC berencana mengakuisisi sebagian saham perusahaan industri konsentrat seng dan pengolahan seng oksida.
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)
SMRA masih akan melakukan peluncuran produk-produk baru pada paruh kedua tahun ini. Karena itu, perusahaan pengembang ini sangat optimistis bisa mencapai target marketing salesnya walaupun realisasi pada semester I lalu masih jauh dari separuh target.
Selama periode Januari - Juni 2018, Summarecon Agung baru mengantongi marketing sales atau penjualan pemasaran Rp 1,15 triliun atau setara 28,75 persen dari target Rp4 triliun yang dipatok tahun ini.
PT Perintis Triniti Properti (Triniti Land)
Triniti Land berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mempercepat pertumbuhan bisnisnya di sektor properti. Perusahaan ini akan melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) pada akhir 2018 ini.
Triniti Land berencana melepas saham 15 - 20 persen dari modal di tempatkan dan disetor penuh. Hanya saja, perusahaan belum menetapkan target dana yang akan dihimpun dalam aksi IPO tersebut.
Dana IPO rencananya akan digunakan untuk mengembangkan proyek-proyek yang sudah berjalan saat ini dan untuk menambah lahan lewat kerjasama dengan pemilik tanah. Saat ini, total nilai proyek yang sedang digarap Triniti Land mencapai Rp3 triliun. Adapun nilai aset perusahaan per Semester I 2018 mencapai Rp3 triliun.
(AM)