Berita Hari Ini : Industri Manufaktur Melemah, META Tender Offer Rp211 per Saham
TPIA raih fasilitas pinjaman dari bank, PPRE kebut proyek infrastruktur, SGRO incar produksi CPO naik 40 persen
TPIA raih fasilitas pinjaman dari bank, PPRE kebut proyek infrastruktur, SGRO incar produksi CPO naik 40 persen
Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 2 Agustus 2018 :
Industri Manufaktur
Tren penurunan kontribusi industri manufaktur ke perekonomian nasional sepertinya masih akan berlanjut pada tahun ini. Sebab seperti tahun-tahun lalu, pola pertumbuhan industri manufaktur, tumbuh tinggi pada kuartal awal namun melemah di kuartal selanjutnya.
Promo Terbaru di Bareksa
Hal itu tergambar dari data yang dipaparkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). BPS mencatat, produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) pada kuartal kedua 2018 tumbuh 4,36 persen year on year (YoY), melambat dibanding kuartal sebelumnya yang tercatat tumbuh 5,36 persen YoY.
Perlambatan juga terjadi pada industri manufaktur kecil (IMK), dari 5,25 persen YoY menjadi 4,93 persen YoY. Perlambatan ini sama dengan pola tahun-tahun sebelumnya, produksi manufaktur kuartal kedua melambat dibanding kuartal sebelumnya.
Mengutip Kontan, Kepala BPS Suhariyanto menyebut, sektor IBS yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada kuartal kedua 2018, yaitu industri kulit dan alas kaki yang naik 27,73 persen, indusri karet, barang dari karet dan plastik naik 17,28 persen, dan industri minuman yang naik 15,41 persen.
"Permintaan dari luar untuk produk kulit dan barang dari kulit tampaknya memacu produksi tumbuh 27,73 persen. Tetapi sharenya kecil, hanya 1,59 persen," kata Suhariyanto.
PT Nusantara Infrastructure Tbk (META)
PT Metro Pacific Tollways Indonesia (MPTI) akhirnya menetapkan harga tender offer saham META. Harga ditetapkan sebesar Rp211 per saham. Mengutip pengumuman di laman Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pemegang saham pengendali META akan membeli seluruh saham yang dipegang publik.
Jumlah saham yang dibeli sebanyak-banyaknya 6,74 miliar saham atau setara 44,21 persen saham. Kewajiban tender offer timbul lantaran MPTI kini menguasai 53,26 persen atau setara 8,11 miliar, dari seluruh saham yang dikeluarkan dan disetor penuh dalam META.
Hal ini terjadi setelah pada 2 Juli 2018, MPTI kembali membeli sebanyak 760 juta lembar atau 4,99 persen saham META.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)
Perseroan mengantongi pinjaman senilai total US$1,05 miliar dari sejumlah bank untuk mendanai ekspansi, memperkuat modal kerja, dan mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar. Emiten berkode saham TPIA ini telah menandatangani perjanjian fasilitas kredit modal kerja berkomitmen, fasilitas pembayaran trade, dan fasilitas treasury dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. senilai US$120 juta.
Presiden Direktur Chandra Asri Petrochemical, Erwin Ciputra menyampaikan fasilitas pinjaman tersebut akan digunakan entitas anak PT Barito Pacifi c Tbk. ini untuk memperkuat pertumbuhan bisnis sekaligus memperkuat kinerja usaha.
Selain dari Bank Mandiri, TPIA juga telah mengantongi beberapa komitmen fasilitas kredit modal kerja dari DBS Bank Singapura, Bangkok Bank Public Company Ltd, dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. dengan total nilai US$215 juta.
PT PP Presisi Tbk (PPRE)
Perseroan memproyeksikan penyelesaian sejumlah proyek infrastruktur akan menjadi katalis kinerja keuangan perseroan pada semester II 2018. Mengutip Bisnis Indonesia, Direktur Keuangan PP Presisi, Benny Pidakso, menjelaskan perseroan membentuk lini bisnis baru yakni erector pada semester I 2018.
Segmen tersebut melayani pembangunan pembangkit listrik yang kian menjamur di dalam negeri. Selain itu, emiten berkode saham PPRE itu telah mengembangkan presisi formwork (preform) yang digarap bersama dengan Kumang Kind Co Ltd, Korea Selatan. Dia mengklaim metode tersebut dapat mengerjakan pekerjaan formwork atau bekisting lebih cepat dan murah dibandingkan dengan cara konvensional.
PT Sampoerna Agro Tbk Tbk (SGRO)
Perseroan mengestimasi produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) pada paruh kedua tahun ini akan tumbuh 30 - 40 persen dibandingkan dengan realisasi semester I 2018. Mengutip Bisnis Indonesia, Head of Investor Relations Sampoerna Agro Michael Kesuma menyampaikan kinerja perseroan pada semester I 2018 ditopang oleh peningkatan volume produksi dan penjualan pada kuartal kedua. Hal ini sesuai dengan proyeksi manajemen.
Pada Januari - Juni 2018, perusaaan memproduksi CPO sebanyak 155.216 ton, naik 13,54 persen year on year (yoy) dari sebelumnya 136.707 ton. Diperkirakan jumlahnya bertumbuh 30 - 40 persen pada semester II 2018 menjadi 201.781 ton hingga 217.302 ton.
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA)
Perseroan melalui PT Grahabuana Cikarang terus mengembangkan proyek kawasan Jababeka Residence di Cikarang, Jawa Barat. Pada semester II 2018 ini, anak usaha KIJA tersebut menyiapkan dana investasi Rp1 triliun untuk membangun dua proyek komersial. Salah satunya bernama Ginza. Untuk tahap pertama, Grahabuana Cikarang akan membangun 36 unit business loft dan kavling di lahan seluas 3 hektare (ha).
Nilai proyek tahap pertama sekitar Rp 400 miliar. Mengutip Kontan, General Manager Corporate Marketing Jababeka Residence, Handoyo Lim, menjelaskan pengembangan business loft kurang lebih mirip dengan rumah toko (ruko).
Hanya, dari sisi konsep lebih modern. Proyek business loft Ginza memiliki ketinggian mulai dari tiga lantai hingga enam lantai. Sambil jalan, Grahabuana Cikarang juga akan memasarkannya secara bertahap mulai dari 10 unit dengan harga terbawah Rp4,9 miliar per unit.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.