Tertinggal Saham Konstruksi Lain, Bisakah ADHI Menyusul?
Saham ADHI pada perdagangan Senin, 30 Juli 2018, ditutup menguat 2,83 persen di level Rp1.630
Saham ADHI pada perdagangan Senin, 30 Juli 2018, ditutup menguat 2,83 persen di level Rp1.630
Bareksa.com - Harga saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) pada perdagangan Senin, 30 Juli 2018, ditutup menguat 2,83 persen di level Rp1.630 per saham. ADHI ditransaksikan sebanyak 3.682 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp37,07 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham ADHI pada perdagangan kemarin antara lain Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan nilai pembelian Rp6,09 miliar, kemudian Mandiri Sekuritas (CC) Rp2,63 miliar, dan Maybank Kim Eng Sekuritas (ZP) Rp2,63 miliar.
Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi ADHI secara keseluruhan yaitu sebesar 16,43 persen, 7,09 persen, dan 7,09 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Ekspansi
Emiten konstruksi milik Negara ini berencana menyuntikkan modal senilai Rp300 miliar kepada anak usahanya, PT Adhi Persada Beton. Dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan bisnis ready mix dan peralatan.
Awal terbentuk, Adhi Persada Beton mengempit modal Rp250 miliar. Dengan kepemilikan modal yang lebih besar, Adhi Karya berharap anak usahanya bisa memperluas jangkauan pasar hingga di luar grup. Maklum, selama ini Adhi Persada Beton hanya memasok produk ke internal Grup Adhi Karya.
Bukan hanya itu, Adhi Karya juga berniat kembali menyertakan modal Rp900 miliar kepada PT Adhi Commuter Properti. Penambahan modal itu sejalan dengan rencana pengembangan aneka proyek properti berbasis transit oriented development (TOD) bernama LRT City.
"Sehingga (total) memiliki modal Rp2 triliun setelah spin off," kata Entus Asnawi, Direktur Keuangan PT Adhi Karya Karya Tbk, Jumat (27 Juli 2018) seperti dilansir dari Kontan.
Penguatan modal anak usaha memang menjadi salah satu fokus Adhi Karya di tahun ini. Pada semester I 2018, Adhi Karya sudah merogoh Rp1,1 triliun untuk membiayai pemisahan atau spin off Adhi Commuter Properti dari Departemen TOD dan Hotel. Ada pula penyuntikan modal Rp500 miliar kepada PT Adhi Persada Gedung.
Biaya penyuntikan modal dua anak usaha pada semester pertama berasal dari dana belanja modal alias capital expenditure (capex) 2018 yang mencapai Rp4 triliun. Sepanjang Januari hingga Juni, Adhi Karya telah menyerap capex Rp1,75 triliun. Serapan capex tersebut sudah termasuk penggunaan dana Rp 150 miliar untuk mendukung aneka ekspansi bisnis.
Proyek Jalan Tol
Sambil jalan, Adhi Karya akan berinvestasi dalam proyek jalan tol melalui sebuah konsorsium, yang menyiapkan dana sekitar Rp1 triliun. Dalam konsorium, Adhi Karya mengincar porsi kepemilikan saham minoritas karena sejatinya yang diincar adalah pekerjaan konstruksi proyek semata.
Melalui konsorsium tadi, tahun ini Adhi Karya ingin mengikuti tender konsesi dua hingga tiga ruas jalan tol. Perseroan mengatakan akan mengikuti semua tender ruas jalan tol di Jawa tahun ini, tetapi belum bisa menyebutkan lokasi ruasnya.
Lalu dalam konsorsium lain bersama PT Nusantara Infrastructure Tbk, PT Acset Indonusa Tbk dan PT Triputra Utama Selaras, Adhi Karya berminat mengembangkan jalan tol Cikunir-Ulujami sepanjang 36,5 kilometer (km). Proyek jalan bebas hambatan itu masih dalam proses memulai prakarsa.
Sementara dalam bisnis konstruksi, Adhi Karya mengincar konstruksi jalan tol Serpong Baralaja dan tol Jakarta-Cikampek 2 Selatan. Perusahaan berkode saham ADHI di Bursa Efek Indonesia ini sedang menunggu pengumuman pemenang tender.
Proyek lain yang masuk dalam rencana kerja Adhi Karya adalah bisnis pengolahan air bersih. Bersama dengan perusahaan asal Korea Selatan, K-Water, Adhi Karya tengah memprakarsai proyek pengolahan air bersih di Bendungan Karya, Banten. Karena masih dalam tahap studi kelayakan, manajemen Adhi Karya belum mengalokasikan capex untuk proyek tersebut.
Adhi Karya juga sedang mengawal rencana penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) Adhi Persada Gedung. Menurut rencana, anak usaha tersebut bakal melepas 30-35 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Target realisasinya semester kedua ini dengan menggunakan laporan keuangan per 30 Juni 2018.
Oleh karena itu, laporan keuangan Adhi Karya semester pertama tahun ini masih diaudit. "Selain untuk keperluan pembayaran pajak spin off Adhi Commuter Properti, juga untuk IPO Adhi Persada Gedung," kata Entus.
Analisis Teknikal
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle ADHI pada perdagangan kemarin membentuk white marubozu yang menggambarkan saham ini bergerak positif hingga mampu berakhir pada level tertingginya.
Volume menunjukkan lonjakan menandakan saham ADHI cukup banyak diburu oleh pelaku pasar. Selain itu, apabila diperhatikan posisi saham ini relatif masih berada di area bottom-nya yang menandakan risiko penurunan yang mulai terbatas.
Kemudian indikator relative strength index (RSI) terlihat mulai mencoba bergerak naik setelah berada di area jenuh jual mengindikasikan sinyal kenaikan yang mulai terbuka dengan potensi target terdekat di resisten pada level Rp1.690. Apabila ADHI berhasil menembus level tersebut, saham ini terkonfirmasi membentuk double bottom yang merupakan indikasi reversal (pembalikan arah).
Di sisi lain, dibandingkan dengan saham-saham konstruksi yang naik cukup signifikan pada perdagangan kemarin, ADHI relatif masih tertinggal kenaikannya yang hanya 2,83 persen. Adapun kemarin WKST (+7,50 persen), WIKA (+6,80 persen), dan PTPP (+5,55 persen). Kondisi tersebut berpotensi membuat saham ini dapat menyusul ketertinggalannya. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.