Bareksa.com - Harga saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) berhasil rebound pada perdagangan kemarin pasca turun dalam tiga hari terakhir.
Pada perdagangan Rabu 25 Juli 2018, saham TKIM ditutup menguat 2,01 persen dengan berakhir di level Rp12.675 per saham. TKIM bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dengan menjuarai nilai transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) senilai Rp289,46 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham TKIM pada perdagangan kemarin antara lain RHB Sekuritas (DR) dengan nilai pembelian Rp35,69 miliar, kemudian Mandiri Sekuritas (CC) Rp30,43 miliar, dan Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp29,49 miliar.
Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi TKIM secara keseluruhan yaitu sebesar 12,33 persen, 10,51 persen, dan 10,19 persen.
Dugaan Monopoli Sinar Mas
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) akhirnya mengambil tindakan penelusuran kasus pasokan kayu bahan produksi Asia Pulp and Paper (APP) milik Grup Sinar Mas.
Hal ini diketahui melalui surat undangan pertemuan klarifikasi KPPU yang ditujukan kepada salah satu pihak terkait, yakni lembaga swadaya masyarakat yang mengajukan laporan.
Plt Deputi Penegakan Hukum KPPU Ero Sukmajaya menyampaikan salah satu amanat undang-undang nomor 5 tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat adalah dengan melakukan penelitian terhadap dugaan adanya pelanggaran persaingan usaha.
"Saat ini, KPPU sedang melakukan penelitian dugaan pelanggaran Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 terkait perusahaan Pemasok Kayu Asia Pulp and Paper (APP) di Indonesia," ungkap Ero dalam surat undangan pertemuan klarifikasi kepada salah satu lembaga swadaya masyarakat yang sebelumnya membuat penelitian.
Dalam surat tersebut tertera KPPU memanggil pihak terkait ke Kantor KPPU di kawasan Jakarta Pusat. Adapun pertemuan tersebut dilakukan pada hari Selasa 24 Juli 2018. Dilaporkan terdapat 24 dari 27 perusahaan yang disebut APP sebagai pemasok kayu independen yang ternyata memiliki hubungan dengan APP dan Grup Sinar Mas.
Peneliti dari Yayasan Auriga yang tergabung dalam koalisi Syahrul Fitra menjelaskan sebagian besar perusahaan pemasok kayu ke APP diduga memiliki hubungan afiliasi dengan APP dan Grup Sinar Mas.
"Ini ada model semacam integrasi atau hubungan baik secara vertikal dan horizontal antara perusahaan pemasok dan APP atau Grup Sinar Mas, karena itulah kami minta KPPU memeriksa struktur usaha grup Sinar Mas dan yang berpotensi melakukan price fixing terhadap pasokan serat kayu," katanya beberapa waktu lalu.
Dihubungi terpisah terkait tindak lanjut dari KPPU, manajemen APP Sinarmas enggan mengomentari perkembangan kasus tersebut. Namun, manajemen APP sebelumnya mengaku berencana melibatkan auditor pihak ketiga untuk meninjau seluruh bisnis kehutanan oleh grup itu. Salah satunya adalah soal keterlibatan karyawan perusahaan dalam bisnis yang memiliki konflik kepentingan dengan perseroan.
"Kami akan mengadakan sebuah lokakarya untuk mendiskusikan hasil audit ini dengan pihak-pihak berkepentingan setelah laporan selesai," kata Direktur APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata seperti dilansir dari cnnindonesia.
Analisis Teknikal
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle TKIM pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan ekor yang cukup panjang menggambarkan saham ini bergerak positif dengan mampu rebound setelah sempat berada di zona merah.
Namun apabila diperhatikan, pergerakan TKIM terlah keluar dari garis MA 60 yang menandakan adanya potensi downtrend pada saham ini mengingat kenaikan yang fantastis sejak setahun terakhir. Adapun volume terlihat relatif masih besar menandakan antusiasme pelaku pasar masih cukup tinggi pada saham TKIM.
Kemudian indikator relative strength index (RSI) terlihat mulai mencoba bergerak naik setelah memasuki area jenuh jual mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat dengan target terdekat untuk mempertahankan uptrend-nya yakni di level Rp13.100. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.