Analisis Teknikal Saham KRAS, Masuki Fase Bullish

Bareksa • 25 Jul 2018

an image
Pabrik PT KRakatau Steel Tbk (KRAS)

Harga saham KRAS pada perdagangan Selasa 24 Juli 2018, ditutup melonjak 7,61 persen di level Rp452

Bareksa.com - Harga saham PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) pada perdagangan Selasa 24 Juli 2018, ditutup melonjak 7,61 persen dengan berakhir di level Rp452 per saham. KRAS bergerak cukup atraktif dengan ditransaksikan sebanyak 15.065 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp46,35 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham KRAS pada perdagangan kemarin antara lain Samuel Sekuritas (IF) dengan nilai pembelian Rp11,88 miliar, kemudian Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp4,88 miliar, dan BNI Sekuritas (NI) Rp3,54 miliar.

Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi KRAS secara keseluruhan yaitu sebesar 25,63 persen, 10,53 persen, dan 7,64 persen.

KRAS Kebal dari Anti Dumping China

Mulai Senin 23 Juli 2018, China mulai mengadakan penyelidikan anti-dumping terhadap sejumlah barang impor ke Asia Tenggara termasuk Indonesia. Barang-barang seperti baja billet tahan karat (billet stainless steel) masuk dalam daftar penyelidikan.

Namun, rupanya tindakan tersebut tidak mempengaruhi kinerja emiten-emiten baja seperti PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) maupun PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST).

Direktur Pemasaran KRAS Purwono Widodo saat dihubungi Kontan mengatakan bahwa perusahaannya tidak terdampak dengan ancaman dumping yang dilakukan China.

"Krakatau Steel tidak memproduksi baja tahan karat (stainless steel) dan tidak melakukan aktivitas ekspor ke China," jelasnya, Selasa (24/7) seperti dilansir dari Kontan.

Purwono kemudian menambahkan bahwa kalaupun ada dumping, yang terkena bukan produk yang dihasilkan Krakatau Steel karena Krakatau Steel saat ini masih fokus pada pasar domestik, meski tetap ada alokasi ekspor terutama ke negara-negara Asia Tenggara.

Sebagai informasi, pada tiga bulan pertama 2018, emiten baja pelat merah tersebut berhasil membukukan kenaikan pendapatan 38,85 persen, dari sebelumnya US$350,139 juta menjadi US$ 486,17 juta.

Namun, KRAS malah mengalami kenaikan beban pokok penjualan 45 persen, dari sebelumnya US$ 289,61 juta menjadi US$ 419,38 juta. Hal ini membuat KRAS menderita rugi sebesar 76,5 persen dari US$ 20,7 juta turun menjadi US$ 4,86 juta.

Analisis Teknikal

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle KRAS pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang besar menggambarkan saham ini bergerak positif dalam rentang yang lebar.

Volume terpantau menunjukkan lonjakan signifikan sekaligus yang terbesar sejak awal tahun ini menandakan adanya aksi beli yang besar pada saham ini. Pergerakan KRAS dalam beberapa hari terakhir terlihat mencoba untuk kembali naik setelah menyentuh area support di level Rp382.

Kemudian indikator relative strength index (RSI) juga terlihat bergerak naik mengindikasikan sinyal kenaikan yang kuat dengan potensi resisten terdekat di level Rp525. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.