Bareksa.com – Manajemen PT Intiland Development Tbk (DILD) menilai secara umum pasar properti belum bergerak secara normal. Selain kondisinya masih cenderung melemah, pasar properti juga menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya tren meningkatnya suku bunga.
Meski begitu, perseroan memberikan apresiasi terhadap kebijakan Bank Indonesia dalam melonggarkan aturan mengenai rasio nilai kredit terhadap aset (loan to value / LTV) sektor perumahan.
Menurut Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono, relaksasi ketentuan ini dapat memberikan angin segar dan dampak positif bagi para pelaku industri properti karena memberikan fleksibilitas bagi konsumen untuk menetapkan uang muka kredit.
“Kami mengapresiasi kebijakan tersebut karena bisa menjadi stimulus untuk pertumbuhan pasar properti. Konsumen tentunya sangat terbantu dengan keluarnya aturan tersebut,” kata Archied dalam keterangannya, Senin, 23 Juli 2018.
Perseroan akan terus memantau setiap perubahan yang terjadi baik secara makro maupun sektoral. Langkah ini menjadi penting untuk memperkirakan dampak perubahan dan menyiapkan strategi yang tepat untuk mengantisipasinya.
“Kami akan bekerjasama lebih jauh kembali dengan pihak perbankan selaku pemberi kredit untuk memberikan penawaran menarik bagi konsumen, sekaligus dalam rangka meningkatkan kinerja penjualan tahun ini,” ungkap Archied.
Meskpun belum ada perubahan yang cukup positif di pasar properti, perseroan optimistis pada semester kedua tahun ini kondisi akan membaik.
Perseroan tengah menyiapkan sejumlah pengembangan proyek baru yang akan diluncurkan tahun ini. Namun perseroan tetap mengambil langkah hati-hati untuk setiap ekspansi peluncuran proyek baru. Sebab perseroan akan selalu memperhitungkan setiap risiko yang bisa terjadi dari setiap langkah ekspansi.
Marketing Sales
Hingga semester I tahun ini, pendapatan pra penjualan (marketing sales) Intiland mencapai Rp1,3 triliun. Perseroan berhasil meningkatkan perolehan marketing sales 40 persen dibandingkan pencapaian semester I tahun lalu Rp919 miliar.
Archied menjelaskan, peningkatan marketing sales terutama masih ditopang oleh penjualan dari proyek baru seperti pengembangan terpadu Fifty Seven Promenade dan dari penjualan unit-unit properti hunian.
“Kondisi pasar properti secara umum masih cukup berat dan menantang. Namun, sepanjang triwulan kedua tahun ini kami masih membukukan penjualan cukup baik pada produk hunian, seperti perumahan dan apartemen,” ujar Archied.
Berdasarkan hasil perolehan marketing sales di semester I tahun ini, empat proyek hunian tercatat memberikan kontribusi cukup signifikan. Keempat proyek tersebut yakni kawasan perumahan Serenia Hills dan apartemen 1Park Avenue di Jakarta Selatan, apartemen Fifty Seven Promenade di Jakarta Pusat, serta kawasan perumahan Graha Natura di Surabaya. Keempat proyek hunian ini memberikan kontribusi Rp1,1 triliun atau 87 persen dari keseluruhan.
“Sepanjang triwulan kedua tahun ini, hasil penjualan terbaik lebih banyak ditopang dari proyek-proyek pengembangan perumahan,” ungkap Archied.
Archied menjelaskan ditinjau dari segmentasinya, pengembangan mixed-use and high rise berhasil mencatatkan marketing sales Rp969 miliar, atau 75 persen dari keseluruhan.
Perolehan ini melonjak 325 persen dibandingkan perolehan semester I tahun 2017 mencapai Rp228 miliar. Kontributor paling besar di segmen ini berasal dari penjualan apartemen Fifty Seven Promenade Rp783 miliar.
Kontribusi berikutnya berasal dari penjualan di segmen pengembangan kawasan perumahan. Memiliki tujuh pengembangan kawasan perumahan, segmen ini memberikan kontribusi marketing sales kepada perseroan Rp270 miliar atau 21 persen dari keseluruhan.
Pengembangan kawasan perumahan Serenia Hills tercatat sebagai kontributor marketing sales terbesar di segmen ini. Kawasan perumahan yang berlokasi di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, ini memberikan kontribusi Rp140 miliar dari keseluruhan. Sementara, segmen pengembangan kawasan industri tercatat membubuhkan nilai marketing sales Rp45 miliar.
Ditinjau berdasarkan lokasi pengembangannya, penjualan dari proyek-proyek Jakarta memberikan kontribusi marketing sales Rp1,08 triliun, atau 60 persen dari keseluruhan.
Sisanya sebesar Rp199 miliar berasal dari penjualan unit properti di proyek - proyek di kawasan Surabaya. Selain kontribusi marketing sales, perseroan membukukan pendapatan berkelanjutan (recurring income) di semester pertama tahun ini Rp276,1 miliar.
(AM)