Bareksa.com – PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) akhirnya merilis kinerja keuangannya untuk periode kuartal I 2018. Menariknya, emiten properti afiliasi Grup Bakrie ini mencatatkan laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk mencapai Rp3,1 triliun. Padahal pendapatan usahanya hanya Rp287,2 miliar atau menurun 14,5 persen dibanding Q1-17 yang menorehkan pendapatan Rp336 miliar.
Lantas Mengapa Bisa Untung?
Mengutip financial statement perusahaan, dalam laporan laba rugi terdapat akun “keuntungan lainnya” mencapai Rp3,03 triliun. Padahal di kuartal I 2017, perusahaan tercatat tidak membukukan keuntungan lainnya alias Rp0.
Keuntungan itu disebabkan karena penyelesaian utang (restrukturisasi) obligasi bersih sebesar Rp3,03 triliun yang tidak tercatat pada periode tahun sebelumnya. Di dalam financial statement, ini berada dalam pos keuntungan lainnya.
Tercatatnya keuntungan penyelesaian utang obligasi membuat laba sebelum taksiran pajak naik drastis menjadi Rp3,11 triliun dibandingkan rugi sebelum pajak Rp5,24 miliar hingga Maret tahun lalu.
Total aset perseroan mencapai Rp14,12 triliun hingga 31 Maret 2018 naik dari total aset Rp14,08 triliun hingga 31 Desember 2017.
Laba Pertama Dalam 4 Tahun Terakhir
Berdasarkan data laporan keuangan yang diolah Bareksa, Bakrieland menunjukkan tren penurunan pendapatan dalam empat tahun terakhir ini.
Pada 2014, pendapatan perseroan masih mencapai Rp1,58 triliun tetapi angka ini terus turun hingga tinggal Rp1,24 triliun pada 2017.
Seiring dengan penurunan pendapatan itu, laba kotor Bakrieland juga semakin menyusut menjadi Rp566,07 miliar pada 2017, dibandingkan dengan Rp772 miliar pada 2014.
Akibatnya, pada tahun lalu perusahaan masih membukukan rugi bersih, meski sudah menyusut dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dalam empat tahun terakhir, Bakrieland hanya sekali membukukan laba yakni pada 2014.
Secara lebih rinci, pada tahun 2017, rugi bersih Bakrieland berkurang menjadi Rp269,8 miliar, dibandingkan dengan Rp547,26 miliar pada 2016.
Dari sisi neraca keuangan, Bakrieland masih membukukan aset Rp14,08 triliun per akhir 2017 dibandingkan Rp14,18 triliun pada setahun sebelumnya. (Baca Juga : ELTY Reverse Stock dari Rp50 Jadi Rp500, Sesuaikah dengan Keuangannya?)
Seperti diberitakan sebelumnya, Bakrieland memang dalam tahap restrukturisasi utang dan salah satu caranya adalah dengan menjual kepemilikan di anak usahanya yakni PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE), operator taman rekreasi Jungleland di Bogor.
Bakrieland memiliki utang berupa obligasi mencapai US$155 juta, dengan bunga 8,62 persen per tahun. Surat utang ini diterbitkan melalui entitas anak usahanya, BLD Investment Pte Ltd, pada 23 Maret 2010.
Namun, Bakrieland mengalami gagal bayar (default) sejak tanggal jatuh tempo obligasi itu di 23 Maret 2015. Sehingga, outstanding obligasi tersebut kini mencapai US$289,9 juta, atau setara Rp3,92 triliun termasuk bunga dan denda.
Pemegang saham ELTY akan melepas sebagian kepemilikan saham emiten pemilik Taman Rekreasi Jungle Land ini sebagai bagian dari restrukturisasi utang. Hal tersebut disepakati pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) luar biasa.
Adapun penyerahterimaan saham JGLE sebanyak 85,6 juta lot saham atau setara 37,9 persen kepemilikan saham yang dikuasai perseroan melalui anak usaha PT Surya Global Nusantara dan PT Prima Bisnis Utama. (hm)