RALS Bagi Dividen Rp268,9 M dan MYOR Rp603,6 M, Berapa Dividend Yieldnya?

Bareksa • 25 May 2018

an image
Salah satu gerai Ramayana Lestari Sentosa di Jakarta (Company)

Dividen yang dibagikan Ramayana setara Rp40 per saham, MYOR setara Rp27 per saham

Bareksa.com – Pemegang saham PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) sepakat menggunakan 66,1 persen dari laba bersih tahun lalu atau Rp268,9 miliar sebagai dividen. Sementara, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) bakal membagikan dividen Rp603,6 miliar.

Tahun lalu RALS memperoleh laba bersih Rp406,6 miliar. Direktur Ramayana Lestari Sentosa, Suryanto, mengatakan keputusan pembagian dividen diambil dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan.

“Pembagian dividen perseroan setara dengan Rp40 per saham,” ujarnya di Jakarta, Jumat, 25 Mei 2018.

Nilai dividen per saham Ramayana mencerminkan dividend yield sebesar 2,8 persen dari harga rata-rata saham RALS hingga Jumat, 25 Mei 2018 pukul 15.00 WIB Rp1.396 per saham.

Sepanjang tahun lalu perseroan membukukan pendapatan Rp5,62 triliun, turun 4 persen dibandingkan perolehan tahun sebelumnya Rp5,86 triliun.

Sementara laba bersih RALS turun 0,5 persen menjadi Rp406,6 miliar dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp408,5 miliar.

Sementara itu, perusahaan produsen makanan dan minuman olahan terbesar di Indonesia, Mayora Indah, bakal membagikan dividen Rp603,6 miliar.

Jumlah itu setara dengan Rp27 per saham atau mencerminkan dividend yield 0,9 persen dari harga rata-rata perdagangan saham MYOR hingga hari ini pukul 15.00 WIB yang sebesar Rp2.918 per saham.

Mayora bakal membagikan dividen tunai tersebut pada 25 Juni 2018. Dividend payout ratio (DPR) Mayora Indah adalah 37 persen.

Transformasi Bisnis Ramayana

Direktur Ramayana Lestari, Suryanto, mengatakan tantangan bisnis perseroan tahun lalu adalah menurunnya penjualan supermarket. Tetapi di sisi lain, penjualan produk fesyen (departement store) meningkat dengan margin keuntungan yang juga meningkat, khususnya pada barang konsinyasi.

“Hal ini merupakan bekal terbesar dalam menyongsong 2018, karena menunjukkan membaiknya daya beli pelanggan Ramayana,” tuturnya.

Proses transformasi bisnis Ramayana telah dilakukan sejak 2016. Perseroan melakukan penyusutan unit usaha supermarket sebagai strategi untuk mengurangi tingkat kerugian dari unit usaha tersebut.

Strategi perseroan terbukti cukup berhasil dengan menurunnya biaya operasi cukup signifikan. Sepanjang 2017 Ramayana telah menutup tiga toko yang tidak produktif.

Tahun ini, dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil di wilayah Jabodetabek, perseroan akan fokus membuka toko di daerah industri Jabodetabek dan Jawa. Setrategi perseroan lainnya adalah berkonsentrasi pada penjualan department store, khususnya barang konsinyasi.

Strategi perseroan lainnya adalah dengan menambah arus pengunjung toko dengan pengembangkan konsep lifestyle di mal tempat gerai Ramayana dengan bekerjasama dengan pemilik gedung. Perseroan juga akan terus mengurangi kerugian dari bisnis supermarket.

Secara makro, Suryanto berharap pemerintah mampu mempertahankan tingkat inflasi, memelihara stabilitas politik dan kondisi keamanan nasional. Selain itu, dia berharap pemerintah dapat menarik lebih banyak penanaman modal asing di Indonesia dan meralisasikan lebih banyak proyek investasi.

Dengan kondisi itu, lapangan kerja baru akan tercipta sehingga masyarakat Indonesia akan lebih baik. Membaiknya harga komoditas juga diharapkan memacu pertumbuhan ekonomi di daerah luar Pulau Jawa.

Ramayana telah membuka tiga toko baru tahun ini. Ketiga toko baru perseroan berada di Cibubur, Cakung dan Bekasi Timur. Suryanto menjelaskan perseroan menargetkan membuka tiga toko tahun ini. Akan tetapi RALS tidak menutup kemungkinan akan kembali membuka toko pada tujuh bulan sisa tahun ini.

“Dengan menambah tiga toko baru sekarang total gerai Ramayana menjadi 119,” terangnya. (AM)