Berita Hari Ini : Pemerintah akan Patok Harga Gas DMO, WIKA Bagi Dividen Rp1,2 T
Bank Korea akan akuisisisi 71,6 persen saham NAGA, potential loss PLN Rp 10 triliun, BMRI target kredit tumbuh 13 persen
Bank Korea akan akuisisisi 71,6 persen saham NAGA, potential loss PLN Rp 10 triliun, BMRI target kredit tumbuh 13 persen
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu, 25 April 2018 :
PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA)
Industrial Bank of Korea (IBK) akan mengakuisisi 71,68 persen saham PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA). Jika telah terealisasi, IBK juga berniat menambah kepemilikan saham dengan mengakuisisi 15,02 persen saham Mitraniaga lainnya.
Promo Terbaru di Bareksa
Sebelum menyelesaikan transaksi, IBK perlu meminta persetujuan pemegang saham mayoritas. Rencananya, persetujuan pengalihan saham tersebut akan dilakukan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).
Setelah mendapatkan izin dari pemegang saham, selanjutnya IBK bakal menyampaikan dokumen kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan proses uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon pemegang saham pengendali.
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
Pemegang saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sepakat menggunakan 20 persen laba bersih perseroan tahun lalu atau Rp240,41 miliar seabagai dividen. Wijaya Karya membukukan laba bersih Rp1,2 triliun pada 2017.
Dividen yang dibagikan perseroan setara dengan Rp26,8 per saham. Dividen akan dibagikan 30 hari setelah pelaksanaan rapat umum pemegang saham tahunan. Dividend payout ratio (DPR) WIKA tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Hal tersebut terjadi karena sepanjang 2017-2018 perseroan banyak melakukan investasi. WIKA juga melakukan investasi pada sejumlah proyek yang membutuhkan waktu lama untuk balik modal, seperti jalan tol.
PT Perusahaan Listrik Negara
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyebut ada potensi kerugian (potential loss) sebesar Rp10 triliun sepanjang tahun karena pencurian listrik. Kejadian pencurian listrik dilakukan oleh masyarakat dari berbagai lapisan.
Nilai kerugian pencurian listrik setara dengan 2-3 persen dari total pendapatan perseroan yang mencapai Rp300 triilun. Lokasi pencurian listriknya utamanya terjadi di Jakarta, Tangerang dan Surabaya.
Untuk menangani hal tersebut, perseroan berencana menurunkan ribuan auditor untuk memeriksa rumah-rumah. Perseroan juga akan memanfaatkan teknologi smart meter.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini 11-13 persen. Pertumbuhan penyaluran kredit ditargetkan bakal ditopang oleh sektor mikro, koperasi dan konsumer.
Sepanjang kuartal I 2018, pertumbuhan penyaluran kredit Bank Mandiri tercatat berada di bawah rata-rata industri. Perseroan membukukan pertumbuhan kredit kuartal I tahun ini sebesar 7 persen.
Rendahnya pertumbuhan kredit perseroan karena sektor usaha kecil menengah (UKM) dan kredit menegah korporasi turun. Kedua segmen kredit tersebut mamsing-masing turun 11,3 persen menjadi Rp51 triliun dan 7,2 persen menjadi Rp141,7 triliun.
Harga Gas
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) mewacanakan bakal mematok harga gas dalam negeri (domestic market obligation/DMO) untuk pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Kementerian ESDM bersama PLN dan Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah membahas rencana itu. Pemerintah menilai perlu ada treatment khusus dalam penetapan harga gas karena dengan peraturan saat ini harga gas masih fluktuatif.
Berdasarkan peraturan saat ini, harga gas untuk PLTG ditetapkan 14,5 persen dari harga Indonesia crude price (IPC). Ketentutan tersebut membuat harga gas fluktuatif menyesuaikan dengan IPC. Untuk mengamankan harga gas, pemerintah menilai perlu mengunci penetapan harga gas. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.