Bareksa.com – Pemerintah berharap semakin banyak usaha mikro kecil dan menegah (UMKM) yang berjualan secara digital. Melalui penjualan secara online, setidaknya UMKM dapat melipatgandakan penjualannya.
Staf Khusus Kementerian Komunikasi dan Informasi Bidang PMO dan Digital Economy, Lis Sutjiati menuturkan, pola konsumsi masyarakat secara perlahan akan beralih ke dunia digital. Apabila UMKM tidak segera didorong untuk go online, konsumen Indonesia malah bisa membeli produk luar.
“Makanya kita dorong mereka untuk segera go online agar tidak kehilangan market,” kata dia di Jakarta, Selasa, 24 April 2018.
Berdasarkan data Mckinsey Institute, nilai transaksi UMKM yang beralih ke online akan berkembang dua kali lebih cepat. Hanya saja, saat ini baru 3,97 juta UMKM yang sudah go online, atau sekitar 6,6 persen dari total 59,9 juta UMKM di Indonesia.
Sementara, pengguna internet di Indonesia sudah sangat masif dan 78 persen pengguna internet sudah bertransaksi secara online.
Menurut Lis, setidaknya sekitar 88,8-99,9 persen pilar usaha di Asia Tenggara adalah UMKM. Jenis usaha tersebut telah menyerap 51,7-97,2 persen tenaga kerja di Asia Tenggara.
Di Indonesia, tidak kurang dari 59,2 juta UMKM yang telah berkontribusi setidaknya sebesar 56 persen dari total perekonomian negara sejauh ini.
Seiring dengan upaya untuk mendorong UMKM masuk ke pasar dalam jaringan, Kominfo bersama kementerian lain serta enam marketplace terbesar di Indonesia, yakni Blanja.com, BliBli.com, Bukalapak, Lazada, Shopee dan Tokopedia menyelenggarakan gerakan “Ayo Berjualan Online”.
Gerakan nasional tersebut bertujuan mendorong dan menyadarkan pelaku UMKM segera online dan dapat bersaing di pasar. Gerakan tersebut akan menjemput UMKM untuk mulai online dengan melakukan roadshow dengan 376 kegiatan di lebih dari 70 kota.
Lis berharap, dengan kegiatan tersebut setidaknya bakal ada sebanyak lima juta UMKM baru yang masuk ke dunia digital. “Ke depannya bisa lebih banyak lagi apabila seluruh marketplace di Indonesia kita ajak bergabung,” ujar dia.
Selain mengembangkan UMKM di Indonesia, banyaknya UMKM yang go digital akan ikut menumbuhkan bisnis e-commerce. Setidaknya dia harap ada sekitar 10 unicorn – atau perusahaan startup yang bervaluasi lebih dari US$1 miliar -- baru dari marketplace.
Lebih lanjut Lis menuturkan, potensi unicorn dari industri itu saja cukup besar. Saat menjadi unicorn, Bukalapak dan Tokopedia memiliki sekitar dua juta merchant.
Apabila separuh dari total UMKM di Indonesia, atau sekitar 26 juta UMKM go online, tentunya akan muncul unicorn-unicorn baru.
“Hitung saja ada berapa potensi unicorn di Indonesia. Hanya dari UMKM saja, begitu besarnya power dan potensi Indonesia,” ucapnya.
Gerakan untuk mendorong UMKM go online juga menjadi bagian dari visi besar Indonesia dalam sektor ekonomi digital. Indonesia menargetkan menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020.
Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah memiliki dasar yang kuat karena perilaku masyarakat Indonesia yang berorientasi digital dan pesatnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia. (hm)