Gudang Garam Catat Laba Rp7,75 Triliun, Ini Analisa Teknikal & Fundamental GGRM

Bareksa • 11 Apr 2018

an image
Sejumlah pengendara sepeda motor melintas di depan pabrik rokok PT. Gudang Garam Tbk (GGRM) di Kediri, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

Pada Selasa, 10 April 2018, saham GGRM ditutup menguat 4,44 persen ke Rp77.500

Bareksa.com - Harga saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) pada perdagangan Selasa, 10  April 2018 ditutup menguat 4,44 persen ke Rp77.500 per saham. GGRM ditransaksikan sebanyak 3.179 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp117,10 miliar. Selain itu, GGRM juga menjadi salah satu saham yang mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,28 persen pada perdagangan kemarin.

Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham GGRM yaitu Morgan Stanley Sekuritas (MS) dengan nilai pembelian Rp32,03 miliar, kemudian UBS Sekuritas (AK) Rp25,34 miliar, dan Deutsche Sekuritas (DB) Rp19,73 miliar.

Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi keseluruhan saham GGRM yaitu 27,35 persen, 21,64 persen, dan 16,85 persen.

Fundamental GGRM

Secara kinerja fundamental, emiten rokok ini berhasil membukukan laba bersih tahun 2017 sebesar Rp7,75 triliun. Bottom line tersebut bertumbuh 16,86 persen bila dibandingkan dengan laba bersih tahun 2016 sebesar Rp 6,59 triliun.

Adapun peningkatan laba bersih tersebut juga sejalan dengan kenaikan pendapatan. GGRM berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp83,30 triliun atau naik 9,22 persen bila dibandingkan dengan pendapatan GGRM pada 2016 sebesar Rp76,27 triliun.

Pendapatan GGRM dikontribusi oleh penjualan sigaret kretek mesin sebesar Rp74,85 triliun, sigaret kretek tangan sebesar Rp7,27 triliun, rokok klobot sebesar Rp36,04 miliar, kertas karton sebesar Rp990,14 miliar, dan pendapatan lainnya sebesar Rp151,11 miliar.

Seiring peningkatan pendapatan tersebut, GGRM membukukan biaya pokok penjualan tahun 2017 sebesar Rp65,08 triliun. Sementara biaya pokok penjualan tahun 2016 sebesar Rp59,66 triliun.

Sementra itu, hingga akhir tahun 2017, GGRM memiliki aset Rp66,76 triliun yang terdiri dari aset lancar sebesar Rp43,76 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp22,99 triliun.

Sementara itu, total liabilitas di akhir 2017, sebesar Rp24,57 triliun. Angka itu terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp22,61 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp1,96 triliun. Ekuitas GGRM sampai akhir 2017 sebesar Rp 42,19 triliun.

Analisis Teknikal GGRM

Secara teknikal, candle GGRM pada perdagangan kemarin membentuk white marubozu dengan body besar menandakan pergerakan sangat positif pada saham ini dengan dalam rentang yang lebar dan mampu ditutup pada level tertingginya.

Selain itu, GGRM juga berhasil menembus resisten pada level Rp75.775 dengan didukung lonjakan volume pada perdagangan kemarin menandakan adanya aksi pembelian yang besar pada saham ini. Selain itu, investor asing juga tampak terus mengoleksi saham ini dengan mencatatkan net buy Rp54,07 miliar pada perdagangan kemarin.

Di sisi lain, MA 5 terlihat telah golden cross dengan MA 20 mengindikasikan adanya potensi sinyal uptrend cukup kuat pada saham ini, kemudian indikator relative strength index (RSI) juga terlihat masih bergerak naik menandakan momentum kenaikan yang mulai terbuka. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.