Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu, 11 April 2018 :
PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS)
Emiten tambang yang tergabung dalam Grup Sinar Mas ini berencana menerbitkan saham baru hingga 10 persen untuk memenuhi aturan free float 7,5 persen. Presiden Direktur Golden Energy Mines Bonifasius, menyampaikan perusahaan tetap berkomitmen menjadi perusahaan publik.
Karena itu, emiten dengan kode saham GEMS akan menambah 10 persen saham yang dilepas kepada investor publik melalui skema rights issue.
“Kami tidak ada rencana go private, makanya kami akan rights issue. Saham yang dilepas ke publik bisa menjadi 10 persen, atau menambah 10 persen, bergantung kepada kondisi pasar. Harapannya transaksi saham kita bisa meningkat,” tuturnya.
Beleid Komodo Bond
Bank Indonesia (BI) akan merilis aturan soal penerbitan Komodo Bond dalam waktu dekat. Lewat aturan itu, otoritas moneter ingin agar penerbitan surat utang itu tetap menerapkan prinsip kehati-hatian.
Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Dodi Budi Waluyo, mengatakan pengaturan atas penerbitan Komodo Bond akan sama seperti pengaturan utang luar negeri valuta asing (valas) lain yang juga memegang prinsip kehati-hatian.
"Jadi bagi siapapun meminjam utang luar negeri korporasi non bank, dia harus hedging 25 persen, jaga likuiditas rasio 75 persen, atau punya rating BB-. Pengaturan ini sama," katanya.
Selain itu dalam beleid yang akan diterbitkan, BI juga akan menerapkan beberapa ketentuan lain untuk mengatur penerbitan Komodo Bond.
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
Emiten dengan kode saham AALI ini mengucurkan dividen tahun buku 2017 senilai Rp904,5 miliar atau 45 persen dari total laba bersih yang dikantongi sebesar Rp2,01 triliun.
Presiden Direktur Astra Agro Lestari Santoso, mengatakan dividend payout ratio tersebut sama dengan yang dipatok perseroan pada 2016.
Dari total dividen tahun buku 2017 yang mencapai Rp904,5 miliar, AALI telah membagikan dividen interim Rp284,01 miliar atau senilai Rp148 per saham pada 19 Oktober 2017.
Adapun, dividen tunai Rp620,49 miliar atau senilai Rp470 per saham akan dikucurkan pada 9 Mei 2018. Sisa laba bersih Rp1,1 triliun dibukukan sebagai laba ditahan perseroan Grup Astra ini.
PT Timah Tbk (TINS)
Rencana kerjasama perseroan dengan Topwide Ltd membentuk sebuah perusahaan patungan atau joint venture (JV) terus berlanjut. Rencana tersebut juga sudah mengerucut pada nilai investasi awal yang dibutuhkan.
Nilai investasi kerjasama itu diperkirakan US$26 juta atau setara Rp356,2 miliar. Nilai investasi sudah mencakup hampir semua skala operasional dan produksi yang dibutuhkan saat ini. "Tapi investasi lanjutan pasti akan ada sejalan dengan perkembangan bisnis ke depan," ujar Direktur Keuangan TINS Emil Emindra.
Nilai investasi awal tersebut sudah disepakati oleh kedua belah pihak melalui penandatanganan perjanjian kerjasama atau shareholder agreement pembentukan JV bernama Joint Venture Co kemarin.
Kegiatan tersebut merupakan kelanjutan dari kesepakatan joint venture agreement (JVA) dengan komposisi kepemilikan saham masing-masing 50 persen, yang dilakukan kedua perusahaan sejak Desember 2017 lalu.
Premi Restrukturisasi Perbankan
Pembahasan mengenai ketentuan premi restrukturisasi perbankan (PRP) selangkah lebih maju. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memastikan rancangan ketentuan premi baru yang akan dipungut dari industri perbankan sudah selesai. Saat ini, beleid tersebut sudah ada di Kementerian Keuangan (Kemkeu).
Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Fauzi Ichsan mengatakan pada akhirnya nanti Kemkeu yang akan menentukan besaran premi restrukturisasi ini. "Karena keputusannya harus melalui peraturan pemerintah (PP)," kata Fauzi.
Sebelum mengeluarkan PP, pemerintah mempunyai opsi untuk berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Menurutnya, posisi LPS di sini bertindak sebagai pemberi masukan.
Penjualan Sepeda Motor
Penjualan sepeda motor di awal 2018 bergerak ke arah positif. Mengutip data Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan sepeda motor hingga kuartal I 2018 sebanyak 1,45 juta unit. Jumlah ini naik 3,5 persen dibandingkan periode sama tahun lalu, yakni mencapai 1,4 juta unit.
Ketua Bidang Komersial Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala menjelaskan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan penjualan ini. Di antaranya inflasi yang menurun. "Beberapa area memasuki masa panen, tekanan inflasi sedikit berkurang dan iklim usaha membaik," kata Sigit.
Melihat pencapaian penjualan yang cukup baik ini, AISI optimistis pasar penjualan sepeda motor domestik tahun ini akan lebih baik. Sebelumnya, AISI menargetkan penjualan sepeda motor di 2018 dapat mencapai 5,9 juta unit hingga 6,1 juta unit. (AM)