Bareksa.com - Di tengah tekanan pasar modal Indonesia hari ini, terdapat transaksi menarik, yaitu adanya transaksi perdagangan yang mencapai Rp31,3 triliun di pasar negosiasi atas saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) atau setara 50 persen dari seluruh jumlah saham yang beredar.
Menurut pantauan Bareksa, dalam transaksi jumbo di pasar negosiasi tersebut, Nikko Securities (RB) adalah broker yang tercatat melakukan pembelian sementara penjual saham INDF adalah Net Sekuritas (OK). Kedua pihak, baik penjual maupun pembeli adalah investor asing.
Transaksi tersebut setara 44 juta lot saham dengan harga rata-rata Rp7.125 per saham – sama jika dibandingkan dengan harga pembukaan saham hari ini. Menariknya jumlah saham yang ditransaksikan tersebut, sama dengan jumlah saham yang dimiliki oleh Cab Holding Limited.
Dalam informasi Bursa, kepemilikan saham INDF mayoritas dimiliki Cab Holding Limited sebesar 43,96 juta lot saham atau setara 50,07 persen dari seluruh saham yang beredar. Sementara sisanya dimiliki oleh masyarakat 43,8 juta lot saham atau setara 49,91 persen.
Tabel: Kepemilikan Saham INDF
Sumber: Perseroan, Bursa Efek Indonesia
Adapun menurut situs web perusahaan, CAB Holdings Limited adalah anak usaha tidak langsung dari First Pacific Company Limited, perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Hong Kong. Anthoni Salim memiliki saham dan mengendalikan secara langsung dan tidak langsung dari First Pacific Company Limited.
Sementara itu, pergerakan harga saham INDF hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini ditutup turun sebesar 1,1 persen menjadi Rp7.050 dari sebelumnya Rp7.125.
Grafik: Pergerakan Harga Saham INDF Intraday
Sumber: Bareksa.com
Mendekati akhir bulan Maret 2018, transaksi jumbo di pasar negosiasi terhadap saham milik konglomerasi seperti ini tidak terjadi hanya sekali ini. Kemarin, 28 Maret 2018 juga terjadi transaksi tutup sendiri (crossing) jumbo saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) senilai Rp16,1 triliun melalui broker Credit Suisse Sekuritas Indonesia. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.