Bareksa.com – Pasar saham dan obligasi masih melanjutkan tren pelemahan seiring dengan sentimen global yang memengaruhi kinerja produk investasi berbasis saham dan obligasi. Akan tetapi, masih ada produk investasi yang dapat memberikan keuntungan di tengah kondisi seperti ini.
Sebelumnya, diberitakan, Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat sepakat untuk menaikkan suku bunga 0,25 persen menjadi 1,75 persen di bulan Maret. Selain itu, pelaku pasar perkirakan kenaikan suku bunga AS di tahun ini menjadi 4 kali dari sebelumnya direncanakan hanya 3 kali.
Senada dengan AS, Bank Sentral China juga menaikkan suku bunga 0,05 persen menjadi 2,55 persen. Sementara itu, Bank Indonesia menetapkan tingkat suku bunga acuan masih berada di level 4,25 persen.
Merespon sentimen tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menurun setelah sebelumnya tertekan isu perang dagang antara Amerika dan China. Hingga penutupan perdagangan kemarin (28 Maret 2018), IHSG telah melemah 7 persen menjadi 6.140 terhitung sejak awal Maret di level 6.605.
Padahal, IHSG pada 19 Februari 2018 baru saja mencatat rekor tertinggi sepanjang masa di 6.689. Artinya, arah IHSG sudah mulai bergerak dalam tren menurun pada hari ini jika dibandingkan dengan penutupan di akhir tahun lalu.
Reksadana Pasar Uang Masih Catatkan Kinerja Positif
Produk reksadana terdiri dari berbagai jenis, yakni reksadana saham, campuran, pendapatan tetap, dan pasar uang. Jika pasar mulai menunjukkan pembalikan arah cenderung melemah, maka jenis reksadana pasar uang menjadi rekomendasi yang paling sesuai.
Ada dua reksadana pasar uang yang tersedia di aplikasi DOKU dengan return positif dan kinerja stabil. Dua reksadana tersebut adalah reksadana Cipta Dana Cash (kelolaan PT Ciptadana Asset Management) dan reksadana Bahana Likuid Syariah (kelolaan PT Bahana TCW Investment Management).
Jika dilihat dalam sebulan terakhir, kedua jenis produk yang dapat dibeli pada aplikasi DOKU tersebut justru menunjukkan performa pertumbuhan nilai aktiva bersih (NAB) yang jauh lebih baik dibandingkan dengan IHSG dan benchmark reksadana pasar uang. Dalam sebulan, IHSG melemah 7 persen dan indeks reksadana pasar uang Bareksa tercatat hanya tumbuh 0,24 persen.
Dalam sebulan terakhir, Cipta Dana Cash telah mencetak keuntungan (return) 0,44 persen (per 28 Maret 2018). Begitupun Bahana Likuid Syariah yang menorehkan return 0,38 persen dalam periode yang sama di tengah pelemahan pasar saham.
Seperti terlihat di dalam grafik, Bahana Likuid Syariah dan Cipta Dana Cash mampu bergerak stabil di saat IHSG (garis warna oranye) bergerak turun.
Grafik : Perbandingan Reksadana Pasar Uang terhadap IHSG Sebulan Terakhir
Sumber : Bareksa.com
Dengan tingkat fluktuasi risiko yang paling rendah dibanding jenis reksadana lainnya, reksadana pasar uang mampu memberikan imbal hasil (return) yang lebih tinggi daripada hanya menabung biasa di bank. Bahkan, potensi keuntungan reksadana bisa lebih tinggi daripada bunga deposito.
Selain menawarkan keuntungan yang menggiurkan, produk investasi ini dapat dibeli melalui aplikasi dompet digital DOKU yang tersedia untuk ponsel pintar berbasis Android. Investasi melalui aplikasi DOKU memudahkan pengguna untuk menanamkan uangnya hanya bermodalkan ponsel, tanpa harus pergi ke kantor agen penjual reksadana.
Kedua reksadana ini dapat menjadi alternatif investasi untuk memperoleh tingkat pendapatan yang stabil serta menjaga likuiditas dengan tingkat risiko yang relatif rendah.
Masih takut berinvestasi? Coba dulu reksadana pasar uang yang tersedia di aplikasi DOKU ini. (hm)
***
Belum punya akun DOKU?
- Cara buka akun DOKU, klik tautan ini
- Daftar reksadana Bareksa di DOKU, klik tautan ini
- Beli reksadana di DOKU, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.