Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia kembali kedatangan emiten baru, yakni PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY), yang melakukan pencatatan perdana pada hari ini 28 Maret 2018. Saham emiten produsen panel surya tersebut langsung meroket hingga mencapai batas persentase tertinggi harian meski tidak diiringi dengan volume transaksi yang besar.
Dalam debut listing hari ini, saham JSKY dibuka langsung lompat 50 persen ke Rp600, dibandingkan dengan harga Rp400 dalam penawaran perdananya (initial public offering/IPO). Penguatan saham JSKY mencapai persentase tertinggi harian khusus saham IPO, sehingga order di atas harga tersebut langsung terkena penolakan otomatis oleh sistem (auto rejection).
Lonjakan saham JSKY ini kontras dengan pergerakan mayoritas saham di Bursa Efek Indonesia yang bergerak negatif, tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan yang turun 0,46 persen ke 6.180.
Menariknya, penguatan saham JSKY ini hanya ditopang oleh pembelian satu broker, yakni Ciptadana Sekuritas (KI). Terpantau, KI memborong 68 lot saham JSKY di harga Rp600 dengan nilai transaksi Rp4,1 juta saja. Transaksi KI tersebut mencakup keseluruhan transaksi saham JSKY hingga pukul 10:32 WIB hari ini.
Sementara itu, dari sisi penjual terdapat enam broker dengan penjualan terbesar saham JSKY adalah Mirae Asset Sekuritas Indonesia (YP) dengan nilai penjualan Rp1,6 juta. Selain itu, juga menjual saham JSKY senilai Rp1,2 juta. Semuanya dengan harga rata-rata Rp600 per saham.
Perusahaan yang bergerak di bidang industri mesin pembangkit listrik itu menjadi emiten ke-4 yang tercatat tahun 2018 atau emiten ke-569 di BEI.
Sebagai informasi, Sky Energy menawarkan 203,26 juta saham baru yang setara dengan 20 persen modal disetor Perseroan setelah IPO ini. Dengan aksi ini, perseroan mendapatkan dana segar Rp81,3 miliar, yang seluruhnya untuk belanja modal, yaitu pembelian mesin, tanah dan penambahan area produksi Perseroan.
Dalam aksi korporasi ini, Sky Energy menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Dari sisi kinerja keuangannya, berdasarkan prospektus, pendapatan Sky Energy sepanjang Januari-September 2017 mencapai Rp314,92 miliar. Angka tersebut melesat 82 persen dibandingkan Rp168,28 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Seiring dengan kenaikan pendapatan itu, Sky Energy mampu mencatat kenaikan laba kotor 94 persen menjadi Rp65,76 miliar dari sebelumnya Rp33,91 miliar. Akhirnya, laba bersih perusahaan melonjak lebih dari dua kali lipat menjadi Rp19,13 miliar dari sebelumnya Rp8,06 miliar.
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.