Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 20 Maret 2018 :
Holding BUMN Migas
Pembentukan induk usaha (holding) badan usaha milik negara sektor minyak dan gas ( BUMN migas) mundur lagi. Sampai kemarin, Menteri Keuangan belum merilis Keputusan Menteri Keuangan (KMK) mengenai pengalihan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) milik pemerintah kepada PT Pertamina selaku calon holding BUMN migas. Keputusan Menteri Keuangan itu memiliki posisi penting dalam pembentukan holding migas.
Sebab, aturan inilah yang akan menentukan nilai saham PGAS yang akan disetorkan pemerintah ke Pertamina. Keputusan Menkeu tersebut sekaligus merupakan titah dari Peraturan Pemerintah (PP) No 6/2018 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan Pertamina yang dirilis 9 Maret 2018.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)
Kembali terjadinya kecelakaan konstruksi di proyek Rumah Susun Pasar Rumput Jakarta Selatan membuat Kementerian BUMN berjanji untuk segera membenahi manajemen Waskita Karya.
Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN, Ahmad Bambang, mengatakan pihaknya akan menjalankan rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi (K2).
Salah satunya adalah menambah satu posisi direksi di Waskita Karya yang bertanggung jawab penuh atas quality, health, safety & environment (QHSE). Rencananya penambahan direksi dilakukan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 6 April 2018. Selain itu terkait rekomendasi pergantian direksi Waskita Karya, Ahmad menyatakan saat ini sedang dalam proses.
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
Emiten dengan kode saham SSIA kembali menambah kepemilikan sahamnya di PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA). Dalam transaksi yang dilakukan pada 9-14 Maret 2018, Surya Internusa membeli 1,7 juta saham NRCA. Harga rata-rata pembelian saham dalam transaksi ini Rp439,91 per saham.
Dengan demikian, total nilai transaksi pembelian ini Rp747,85 juta. Di sisi lain, PT Enercon Pradhya Internasional yang merupakan anak usaha Surya Internusa, tidak menambah kepemilikan saham di NRCA.
SSIA memiliki kepemilikan tidak langsung dalam NRCA sebesar 0,59 persen melalui Enercon. Adapun secara langsung, perseroan menguasai 61,62 persen saham NRCA per 28 Februari 2018.
Sukuk Ritel
Walau berhasil melebih target penjualan, realisasi Sukuk Negara Ritel seri 10 (SR010) hanya Rp8,44 triliun. Ini adalah penjualan terendah sukuk ritel selama tujuh tahun terakhir.
Asal tahu saja, untuk SR010, pemerintah hanya memberikan kuota Rp8,12 triliun yang dibagi kepada 22 agen penjual. Dari 22 agen penjual, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berhasil melakukan penjualan terbesar yakni Rp1,37 triliun.
Awalnya BCA hanya mendapatkan kuota Rp700 miliar. Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR, Suminto, mengatakan realisasi dan kuota sukuk ritel kali ini sudah sesuai dengan perhitungan pemerintah. Sebagai catatan, ORI014 tahun 2017 juga hanya Rp8,9 triliun.
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA)
Perusahaan pengelola Taman Hiburan Jaya Ancol akan menggenjot pengembangan bisnis hiburan dan properti. Perusahaan mengalokasikan Rp1 triliun untuk ekspansi. Perusahaan dengan kode saham PJAA di Bursa Efek Indonesia ini mengalokasikan mayoritas dana ekspansi itu untuk menyokong pengembangan bisnis rekreasi dan properti.
Jaya Ancol merencanakan penambahan wahana rekreasi baru pada tahun ini hingga tahun 2020. Di bisnis properti, Jaya Ancol akan mengembangkan proyek gedung bertingkat, memanfaatkan cadangan lahan (landbank) seluas 15 hektare (ha).
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF)
WOMF Bulan depan akan membagikan dividen tunai. Rencana ini sudah disetujui rapat umum pemegang saham tanggal 15 Maret 2018. Perusahaan berencana membagi maksimal Rp54,19 miliar kepada para pemegang saham.
Dividen yang dibagi tersebut setara dengan 30 persen dari laba bersih tahun buku 2017. WOM Finance rencananya membagikan dividen kepada 3,48 miliar pemegang saham. Di mana setiap pemegang saham akan memperoleh Rp15,5 per saham. (AM)