Bareksa.com - Harga saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) kembali naik signifikan, melanjutkan reli sejak awal pekan ini. Setelah adanya kebijakan pemerintah yang membatasi ekspansi dari transportasi berbasis online, saham emiten operator taksi ini juga terdorong rumor terkait aksi korporasi oleh perusahaan digital yang sedang naik daun.
Hingga penutupan perdagangan sesi pertama hari ini, 16 Maret 2018, harga saham TAXI sudah naik sebesar 34,4 persen ke level harga Rp121 per saham dibandingkan level penutupan kemarin. Peningkatan ini menyentuh batas persentase harian yang diperbolehkan hingga order transaksi di atas harga tersebut terkena penolakan otomatis oleh sistem (auto rejection).
Pergerakan saham TAXI hari ini menarik karena terjadi di tengah penurunan pada semua sektor saham di Bursa Efek Indonesia. Pada saat yang sama, Indeks harga saham gabungan (IHSG) sendiri turun 0,62 persen ke 6.282,84, level terendah sepanjang tahun ini.
Grafik Pergerakan Harga Saham TAXI Intraday
Sumber: Bareksa.com
Menurut pantauan terhadap aktivitas broker (broker summary) pada data perdagangan, peningkatan harga saham TAXI hari ini didorong oleh transaksi yang dilakukan oleh broker Mirae Asset Sekuritas Indonesia (YP). YP merupakan pembeli sekaligus penjual terbesar saham TAXI hari ini dengan membeli sebanyak 1,55 juta lot saham senilai Rp17,2 miliar dan menjual sebanyak 1,73 juta lot saham senilai Rp19,2 miliar.
Nilai transaksi pembelian yang dilakukan oleh YP setara 26,8 persen dari total transaksi saham TAXI yang mencapai Rp64,1 miliar hingga jeda siang ini.
Pembeli terbesar berikutnya adalah Valbury Sekuritas Indonesia (CP) yang membeli 650.564 lot saham TAXI senilai Rp7,1 miliar dan sekaligus menjadi penjual sebesar 732.919 lot saham TAXI senilai Rp8,1 miliar.
Rumor
Harga saham TAXI hari ini sudah naik signifkan hingga lebih dari dua kali lipat harga penutupan tanggal 13 Maret 2018. Pada hari itu, pemerintah melalui Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Kementerian Perhubungan mulai memberlakukan pemberhentian sementara penerimaan pengemudi taksi dan angkutan berbasis online.
Sementara itu, muncul rumor di kalangan pelaku pasar bahwa TAXI akan menjadi target aksi backdoor listing perusahaan transportasi online Gojek. Perusahaan startup yang sudah menjadi unicorn ini memang sedang mempertimbangkan rencana untuk menjadi perusahaan publik dan tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Namun, mengutip CNBC Indonesia, isu tersebut dibantah oleh Direktur Rajawali Corpora, Satrio Tjai yang menyebutkan bahwa belum ada pembicaraan dengan GoJek yang akan melakukan backdoor listing ke TAXI.
Memang sudah lama dikabarkan juga bahwa Grup Rajawali yang saat ini memegang mayoritas saham TAXI akan melepas sahamnya kepada investor strategis, setelah kesepakatan dengan Grup Saratoga kandas pada 2015.
Akan tetapi, seperti dikutip dari Kontan, konglomerasi yang dimiliki oleh taipan Peter Sondakh itu juga belum membuka pembicaraan khusus terkait penjualan TAXI.(hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.