Bareksa.com - Emiten-emiten konstruksi BUMN yang ada di Bursa Efek Indonesia berhasil membukukan kinerja keuangan yang baik sepanjang tahun 2017, meskipun masih dibayangi oleh masalah pendanaan. Hal ini bisa menjadi sentimen positif bagi pergerakan saham mereka di tengah tekanan pasar modal Indonesia.
Tiga BUMN Karya, yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) telah melaporkan kinerja keuangan tahun penuh 2017, dengan pertumbuhan laba bersih yang cukup tinggi. Kinerja bottom line ini bisa menutup masalah pendanaan akibat arus kas yang negatif di tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan 2017, Adhi Karya mencatat pendapatan 2017 naik 37 persen menjadi Rp15,2 triliun dari Rp11,1 triliun pada 2016. Seiring dengan pendapatan, laba bersih ADHI pada 2017 juga naik 65 persen menjadi Rp515 miliar dari Rp313 miliar pada 2016.
Secara rinci, kenaikan pendapatan Adhi Karya pada 2017 didorong oleh pendapatan segmen jasa konstruksi yang naik 41 persen menjadi Rp13 triliun dari Rp9,2 triliun pada 2016. Segmen jasa konstruksi ini mengambil bagian sebesar 85 persen terhadap pendapatan ADHI pada 2017.
Sementara itu, Wijaya Karya juga berhasil membukukan pendapatan pada 2017 yang naik 63 persen menjadi Rp26,2 triliun, dari Rp15,7 triliun pada 2016. Kenaikan tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan dari segmen infrastruktur dan gedung sebesar 131 persen menjadi Rp17,1 triliun dari Rp7,4 triliun pada 2016.
Seperti terlihat di dalam grafik, pendapatan terbesar WIKA memang dari infrastruktur dan gedung yang menyumbang sebesar 65 persen pada 2017 lalu. Kenaikan pendapatan tersebut juga membuat laba bersih WIKA pada 2017 naik 14 persen menjadi Rp1,2 triliun dari Rp1,1 triliun pada 2016.
Terakhir, Waskita Karya berhasil membukukan kinerja dengan pertumbuhan tertinggi. Waskita mencatat pendapatan 2017 naik 88 persen menjadi Rp45,2 triliun dari Rp23,8 triliun pada 2016.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan 2017, kenaikan pendapatan itu didorong oleh kenaikan dari jasa konstruksi sebesar 90 persen menjadi Rp42,3 triliun. Pendapatan dari jasa konstruksi sendiri menyumbang 94 persen terhadap pendapatan Waskita di 2017. Hal tersebut membuat laba bersih Waskita naik signifikan sebesar 127 persen menjadi Rp3,9 triliun dari Rp1,7 triliun pada 2016.
Sebagai informasi, pada perdagangan hari ini Kamis (15 Maret 2018) harga saham ADHI, WIKA, dan WSKT masih berada di zona merah, masing-masing dilevel harga Rp2180, Rp1770, dan Rp2590. Penurunan saham tiga emiten konstruksi tersebut seiring dengan penurunan indeks infastruktur sebesar 1,15 persen pada perdagangan hari ini. Penurunan ketiga saham BUMN Karya pada hari ini mengikuti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang memang tertekan 0,25 persen ke level 6.366 pada pembukaan dibandingkan level penutupan kemarin.
Grafik Pergerakan Harga Saham ADHI, WIKA, WSKT Sebulan Terakhir
Sumber: Bareksa.com
Sementara itu, ketiga saham emiten konstruksi tersebut memang sudah tertekan sekitar 8-9 persen dalam sebulan terakhir meskipun secara year to date mereka masih memberikan keuntungan. Sejak awal tahun ini, saham ADHI telah memberikan return 18,5 persen, WIKA juga naik 14,06 persen dan WSKT telah menguat 19,63 persen. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.