Analisa Teknikal dan Fundamental HMSP : Saham Ini Masuki Area Jenuh Jual

Bareksa • 14 Mar 2018

an image
Aktivitas pekerja di pabrik rokok PT HM Sampoerna TBk (HMSP) di Surabaya. (Company)

Saham HMSP kemarin terpantau kembali melemah dengan turun 3,88 persen di Rp4.210 per saham

Bareksa.com - Harga saham PT H.M. Sampoerna Tbk. (HMSP) pada perdagangan Selasa, 13 Maret 2018 terpantau kembali melemah dengan turun 3,88 persen di Rp4.210 per saham.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top seller atau sebagai penjual terbanyak saham HMSP pada perdagangan kemarin antara lain Macquarie Sekuritas (RX) dengan nilai penjualan Rp37,02 miliar, kemudian Mandiri Sekuritas (CC) Rp27,24 miliar, dan Trimegah Sekuritas (LG) Rp17,16 miliar.

Pelemahan yang terjadi pada emiten raksasa rokok ini menambah sinyal downtrend yang semakin kuat pada HMSP di mana sepanjang 2018 ini kinerja saham ini terpantau negatif.

Alhasil secara year to date hingga penutupan perdagangan kemarin, harga saham HMSP telah kehilangan sekitar 10,99 persen nilai pasarnya. Kondisi itu berbanding terbalik dengan kenaikan 23,5 persen yang terjadi sepanjang 2017.

Lantas bagaimana dengan kinerja keuangannya?

Kinerja Keuangan HMSP (Rp miliar)


Sumber : Laporan Keuangan HMSP

Fundamental HMSP

Menurut analisis Bareksa, secara fundamental, perusahaan rokok dengan merek Sampoerna ini masih berhasil mencatatkan kenaikan tipis pada pos penjualan bersih 3,8 persen dari sebelumnya Rp95,47 triliun pada 2016, menjadi Rp 99,09 triliun pada 2017.

Sementara itu pos beban pokok penjualan tercatat naik lebih besar dibandingkan pos penjualan yaitu 4,57 persen dari sebelumnya Rp71,61 triliun pada tahun 2016 menjadi Rp74,88 triliun pada 2017.

Alhasil posisi margin laba kotor (gross profit margin) HMSP tergerus menjadi 24,43 persen pada tahun 2017, dari sebelumnya 24,98 persen.

Adapun pada pos laba tahun berjalan, HMSP membukukan penurunan tipis 0,71 persen dari sebelumnya Rp12,76 triliun pada 2016 menjadi Rp12,67 triliun pada 2017.

Hal tersebut akhirnya turut menggerus margin laba bersih (net profit margin) HMSP yang turun dari sebelumnya 13,37 persen pada 2016, menjadi 12,79 persen pada 2017.

Kondisi itu menggambarkan bahwa HMSP tidak mampu menekan angka kenaikan biaya operasionalnya di bawah angka kenaikan penjualannya.

Selain itu, secara solvabilitas, HMSP juga menunjukkan capaian kurang memuaskan di mana rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) mengalami kenaikan dari sebelumnya 24,37 persen pada 2016, menjadi 26,47 persen pada 2017.

Kondisi tersebut menggambarkan adanya peningkatan risiko karena kenaikan pos utang, sedangkan pos ekuitasnya terpantau mengalami penurunan tipis.

Analisis Teknikal HMSP

Sumber : Bareksa

Berdasarkan analisis Bareksa, secara teknikal,candle saham HMSP pada perdagangan kemarin membentuk bearish candle dengan body yang cukup besar menggambarkan adanya tekanan yang masih tinggi pada saham ini hingga hampir ditutup pada level terendahnya secara intraday.

Volume mulai mengalami peningkatan dengan disertai outflow asing senilai Rp71,46 miliar menandakan saham ini banyak dijual oleh pelaku pasar. Adapun sejak awal tahun ini, HMSP telah dilepas oleh investor asing Rp705,83 miliar.

Secara tren, saham ini masih dalam fase strong downtrend yang ditandai dengan garis MA 5 dan MA 20 yang telah death cross dan berada di bawah MA 60 yang mengindikasikan adanya sinyal penurunan.

Indikator relative strength index (RSI) terlihat terus bergerak negatif dan mulai memasuki area jenuh jual. Support kuat saham HMSP saat ini berada di level Rp3.760 per saham. (AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.