Raih Pembayaran, Ini Pengaruh Proyek LRT Terhadap Bisnis ADHI di Masa Mendatang
Pertumbuhan bottom line di masa mendatang bisa tetap tinggi karena perseroan mengembangkan bisnis TOD
Pertumbuhan bottom line di masa mendatang bisa tetap tinggi karena perseroan mengembangkan bisnis TOD
Bareksa.com – PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) telah memperoleh pembayaran kontrak pembangunan kereta ringan (light rail transit/ LRT) senilai Rp3,42 triliun dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) pekan lalu. Perseroan memproyeksikan memperoleh pembayaran proyek LRT termin kedua pada April tahun ini.
Kontribusi kontrak pengerjaan proyek LRT terhadap total kontrak baru perseroan tahun lalu cukup besar. Sepanjang 2017, Adhi Karya memperoleh kontrak baru Rp37,8 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 62,9 persen di antaranya berasal dari proyek jalan, jembatan dan LRT.
Adhi Karya memperoleh nilai gross dari kontrak LRT Rp22,8 triliun. Hingga akhir 2017, perseroan telah mengeluarkan dana Rp6 triliun untuk pengerjaan proyek LRT.
Promo Terbaru di Bareksa
Perseroan sempat mengalami defisit arus kas operasional karena KAI sebagai pemilik proyek LRT belum membayar kewajibannya sesuai progres. Pada kuartal III 2017, arus kas operasional perseroan negatif Rp3,02 triliun.
Direktur Keuangan Adhi Karya, Haris Gunawan, menuturkan arus kas operasional perseroan langsung positif setelah KAI membayar termin pertama proyek LRT Rp3,42 triliun.
Lancarnya pembayaran proyek LRT oleh KAI membuat perseroan kemungkinan besar tidak akan mengeksekusi penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasinya Rp2 triliun tahun ini. Dia mengakui Adhi Karya masih memiliki kas yang cukup untuk mengerjakan berbagai proyeknya.
Haris menyatakan kontribusi proyek LRT terhadap keuangan Adhi Karya cukup besar. Pada 2018 perseroan menargetkan pendapatan Rp18,1 triliun. Lebih dari separuhnya, yakni sekitar Rp10 triliun diharapkan berasal dari proyek LRT.
Karena itu, perseroan menyiapkan strategi untuk tetap mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan usai proyek LRT tuntas dikerjakan Mei tahun ini.
Menurut Haris, satu lini bisnis yang disiapkan Adhi Karya untuk mendorong pertumbuhan usahanya di masa mendatang adalah anak usahanya di bidang transit oriented development (TOD) LRT.
“Dari sisi sales dan kontrak baru setelah LRT selesai mungkin tidak akan besar lagi, tetapi kita akan mendongkrak growth bottom linenya,” tutur Haris di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut Haris, pertumbuhan bottom line atau laba bersih perseroan di masa mendatang bisa tetap tinggi karena perseroan mengembangkan bisnis TOD. Dia mengklaim margin laba bersih bisnis TOD besar sehingga dapat mendorong bottom line perseroan.
“Jadi bumper kita di pendapatan dan kontrak baru kurang tetapi growth labanya tetap tinggi,” terangnya.
Adhi Karya melakukan pemiasahan unit usaha (spin off) anak usahanya di bidang TOD. Perseroan kemudian mendirikan anak usaha baru, yakni PT Adhi Commuter Property (ACP).
ACP akan menjadi anak usaha perseoran yang mengembangkan bisnis TOD. Modal disetor anak usahanya tersebut saat ini sekitar Rp2 triliun.
Jumlah tersebut berasal dari suntikan modal Adhi Karya yang bersumber dari dana penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dan kas internal Adhi Karya.
Dana suntikan modal perseoan digunakan ACP untuk mengakusisi tanah sekitar jalur LRT. ACP hingga Maret 2018 telah memiliki landbank seluas 50 hektar dan hingga akhir tahun ini ditargetkan memiliki landbank seluas 100 hektare. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.