Laba Sampoerna 2017 Turun Tipis, Saham HMSP Ikut Tergerus

Bareksa • 07 Mar 2018

an image
Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. Mindaugas Trumpaitis (kiri) dan mantan Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. Paul Janelle berbincang usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Sampoerna di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (18/11/2016).

Emiten rokok ini mencatat laba bersih turun 0,71 persen menjadi Rp12,7 triliun pada 2017

Bareksa.com - PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mengumumkan kinerja tahun penuh 2017 dengan laba bersih yang tertekan, seiring dengan penurunan daya beli dan peningkatan pada cukai rokok. Meskipun demikian, emiten tembakau dengan kapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia itu masih bisa menjaga pangsa pasarnya di dalam negeri.

Perusahaan manufaktur dan perdagangan rokok terbesar di Indonesia ini mencatat kenaikan pendapatan sebesar 3,79 persen menjadi Rp99,1 triliun pada 2017 dari Rp95,5 triliun pada 2016. Kenaikan pendapatan ini juga diikuti oleh kenaikan beban pokok penjualan menjadi Rp74,8 triliun sepanjang 2017 atau naik 4,6 persen dari angka 2016 dan beban penjualan menjadi Rp6,3 triliun atau naik 2,6 persen dari 2016. Hal ini membuat perusahaan milik Philips Morris International Inc ini mengalami penurunan tipis laba bersih sebesar 0,71 persen menjadi Rp12,7 triliun pada 2017 dari Rp 12,8 triliun pada 2016.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perusahaan, penjualan HMSP masih didominasi oleh sigaret kretek mesin (SKM) sebesar 67 persen penjualan pada 2017 dan sisanya dari sigaret kretek tangan dengan porsi 20 persen serta sigaret putih mesin sebesar 12 persen.

Kinerja sepanjang 2017 ini terus dibayangi oleh perlambatan ekonomi dan penurunan daya beli, serta tekanan dari kenaikan cukai rokok yang membuat perusahaan menaikkan harga jual rokoknya.

Selain itu, industri rokok secara umum juga masih tertekan karena kenaikan cukai tersebut. Hal itu tercermin di beban pokok penjualan dari pita cukai yang naik 12,1 persen menjadi Rp47,7 triliun pada 2017. Hal ini diperparah lagi dengan kenaikan beban produksi menjadi Rp16,1 triliun di 2017 atau naik 5,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada dasarnya, menurut materi presentasi perseroan, HMSP di 2017 masih mampu menjaga pangsa pasar dengan menjadi pemimpin pasar di semua segmen, seperti sigaret  kretek mesin, sigaret kretek tangan, dan sigaret putih mesin dengan penguasaan pangsa pasar masing-masing sebesar 28 persen, 38 persen, dan 76 persen pada 2017. Peluncuran produk baru HMSP pada 2017, seperti U Bold dan Marlboro Filter Black juga semakin memperkuat posisi pangsa pasar HMSP di segmen sigaret kretek mesin.

Sebagai informasi, kinerja HMSP sepanjang 2017 ini masih ditopang oleh pasar lokal dengan kontribusi sebesar 99 persen dan sisanya disumbang oleh pasar ekspor.

Terkait kinerja saham HMSP sendiri, sejak awal pekan ini hingga penutupan hari Selasa (6 Maret 2018) sudah turun sebesar 1,9 persen di level harga Rp 4.710 per saham. Bahkan, pada pembukaan perdagangan hari ini 7 Maret 2018, saham HMSP melemah 1,06 persen ke Rp4.660 dibandingkan penutupan kemarin dan menjadikan kapitalisasi pasarnya senilai Rp540,9 triliun. (hm)