Analisa Teknikal Saham-saham Pendatang Baru di FTSE Small Cap, Ini Ulasannya

Bareksa • 06 Mar 2018

an image
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat pada monitor di Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Saham-saham itu antara lain BRPT, INKP, KREN dan BKSL

Bareksa.com - Pada akhir Februari lalu, FTSE Global Index Series Asia Pacific melakukan review semesteran dengan melakukan rebalancing dalam indeks small cap.

Mengutip hasil review semi-annual yang dirilis pada Rabu (28 Februari 2018), seri Indeks FTSE Global untuk wilayah Asia Pasifik kecuali Jepang memasukkan empat saham emiten Indonesia ke dalam indeks small cap.

Keempat saham yang masuk ke dalam indeks FTSE Global Small Cap adalah PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Kresna Graha Sekurindo Tbk (KREN), dan PT Sentul City Tbk (BKSL).

Namun di sisi lain, FTSE juga mengeluarkan tiga saham, yaitu PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA).

Merespons rebalancing tersebut, beberapa saham yang masuk ke dalam indeks small cap terpantau mulai bergerak positif sejak awal Maret ini dan nilai net buy asing yang masuk ke dalam saham-saham tersebut semakin besar.

Berikut analisa teknikal saham-saham tersebut :

1. BRPT (Rp2.610, - 0,38 persen)

Secara teknikal, saham ini membentuk doji yang menggambarkan adanya tekanan jual namun masih bisa tertahan oleh aksi beli sehingga menyebabkan saham ini hanya terkoreksi tipis.

Pergerakan saham BRPT sejak awal maret ini belum banyak bergerak positif dan tercatat masih terkoreksi 0,73 persen dan menjadi satu-satunya saham yang belum naik signifikan pasca rebalancing indeks FTSE Global Small Cap.

Investor asing terpantau terus melakukan net buy yang semakin besar dengan nilai Rp14,04 miliar pada perdagangan kemarin, Senin, 5 Maret 2018. Alhasil selama tiga hari perdagangan di bulan Maret saham ini telah dikoleksi investor asing senilai Rp29,82 miliar.

2. INKP (Rp11.950, -1,67 persen)

Secara teknikal, saham ini membentuk pola bearish spinning top yang menggambarkan pergerakan negatif dalam rentang yang sempit setelah dalam tiga hari sebelumnya saham INKP telah naik cukup signfikan.

Adapun pergerakan saham INKP sejak awal Maret ini telah terapresiasi 9,22 persen dengan investor asing dalam periode yang sama telah mencatatkan net buy senilai Rp20,68 miliar.

Dilihat dari trennya saham ini masih dalam fase major uptrend sangat kuat yang ditandai dengan posisi MA 5 > MA 20 > MA 60.

3. KREN (Rp 670, -1,49 persen)

Secara teknikal, saham ini membentuk bearish candle dengan short lower shadow yang menggambarkan adanya tekanan pada saham ini.  Sejak awal Maret 2018, saham KREN telah menguat 12,23 persen dengan inflow asing senilai Rp29,53 miliar.

Dilihat secara tren, saham ini masih dalam fase uptrend yang cukup baik dengan posisi candle kemarin yang lebih tinggi dibandingkan hari sebelumnya meskipun berwarna merah.

4. BKSL (Rp 230, 0,00 persen)

Secara teknikal, saham ini membentuk bearissh spinning top yang menggambarkan pergerakan yang negatif namun masih cenderung tertahan akibat adanya minat beli yang cenderung masih tinggi pada saham ini. Sehingga saham ini tidak berubah dibandingkan harga penutupan pada Jumat pekan lalu.

Dilihat sejak awal Maret 2018, saham BKSL telah mencatatkan kenaikan 11,54 persen dengan net buy investor asing paling besar dibandingkan tiga saham sebelumnya senilai Rp70,21 miliar.

Dilihat dari trend-nya saham ini juga masih dalam fase major uptrend yang sangat kuat yang ditandai dengan posisi MA 5 > MA 20 > MA 60.

Apabila disimpulkan, hampir secara kesuluruhan saham yang masuk pasca pemberitaan review indeks FTSE Global Small Cap mengalami pergerakan yang positif sejak awal Maret dengan mencatatkan kenaikan.

Selain itu minat investor asing terhadap saham-saham tersebut juga relatif meningkat yang ditandai dari naiknya nilai net buy. Hal itu menandakan bahwa saham yang masuk ke dalam daftar tersebut menjadi satu hal yang menarik dalam pandangan mereka. (AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.