India Naikkan Pajak Impor CPO, Saham Emiten Sawit Bisa Tertekan
India adalah importir terbesar CPO dunia yang mendapat pasokan utama dari Indonesia dan Malaysia
India adalah importir terbesar CPO dunia yang mendapat pasokan utama dari Indonesia dan Malaysia
Bareksa.com - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kembali mendapat tekanan dari India, sebagai salah satu importir terbesar minyak nabati ini. Saham-saham emiten terkait sawit yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pun berpotensi terkena imbasnya.
Di saat masih adanya beberapa beberapa masalah yang menghantui industri minyak kelapa sawit, India telah menaikkan pajak impor untuk minyak mentah dan minyak sawit olahan untuk melindungi petani lokal di negara tersebut. Sebesar 70 persen dari konsumsi minyak nabati di India masih bergantung pada impor. Seperti diketahui, India mengimpor minyak sawit terutama dari Indonesia dan Malaysia, serta minyak nabati lainnya dari Argentina, Brazil, dan Kanada.
Mengutip Malaysian Palm Oil Council, India menaikkan pajak impor untuk minyak sawit mentah menjadi 44 persen dari 30 persen dan untuk minyak sawit olahan menjadi 54 persen dari 40 persen. Peningkatan pajak impor ini merupakan kenaikan tertinggi sejak satu dekade terakhir.
Promo Terbaru di Bareksa
Kenaikan pajak impor minyak nabati ini akan berdampak negatif pada eksportir, seperti Indonesia, Malaysia, Brazil, dan Kanada. Dengan adanya kenaikan pajak impor, otomatis eksportir harus menaikkan harga jualnya untuk menjaga marjin.
Kenaikan harga jual dari para eksportir ini juga dapat berimbas pada penurunan jumlah permintaan. Jika terjadi penurunan pada permintaan, diproyeksikan akan terjadi penurunan pada harga jual dan merugikan para produsen.
Dampak negatif dari kenaikan pajak impor ini sudah terefleksi pada penurunan yang cukup tajam dari harga minyak kelapa sawit di Malaysian Palm Oil Council pada Jumat lalu (2 Maret 2018), menjadi MYR2.469 per metrik ton atau turun sebesar 3,1 persen dari harga penutupan di hari sebelumnya.
Penurunan harga CPO di MPOC ini, akan menjadi sentimen negatif pergerakan harga saham perusahaan yang bergerak bidang usaha kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia. Pada akhir pekan lalu (2 Maret 2018), indeks sektor agriculture yang mencakup emiten sawit mengalami penurunan sebesar 1,3 persen.
Penurunan pada indeks sektor agriculture Jumat lalu terefleksi pada penurunan saham sejumlah emiten CPO nasional termasuk PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), yang masing-masing turun sebesar 0,8 persen, 3,4 persen, 4,1 persen, dan -7,2 persen.
Sebelumnya, sudah ada beberapa permasalahan yang melanda industri kelapa sawit, seperti larangan penggunaan minyak kelapa sawit pada 2021 oleh parlemen Uni Eropa dan Amerika Serikat yang juga mencanangkan kebijakan anti-dumping untuk impor biodiesel dari Indonesia meski World Trade Organization sudah memberikan kemenangan kepada Indonesia. Beberapa sentimen negatif tersebut akan menjadi penghambat laju kinerja saham-saham perusahaan di sektor perkebunan. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.