Analisa Teknikal Saham-saham CPO : Bagaimana Prospek AALI, BWPT, LSIP, SIMP?

Bareksa • 02 Mar 2018

an image
Petani menurunkan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari perahunya di Desa Kuala Tripa, Kecamatan Tripa Makmur, Nagan Raya, Aceh, Kamis (19/10). Petani mengaku, sejak sepekan terakhir harga TBS kelapa sawit tingkat petani mulai membaik dari Rp 1.000 perkilogram menjadi Rp 1.350 per kilogram. (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnnas)

Saham-saham berbasis CPO kemarin bergerak atraktif sepanjang perdagangan.

Bareksa.com - Saham-saham berbasis komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil /CPO) pada perdagangan kemarin, Kamis, 1 Maret 2018, bergerak atraktif sepanjang perdagangan. Indeks sektor saham agrikultur tercatat naik 4,23 persen pada perdagangan kemarin.

Menurut analisis Bareksa, beberapa faktor yang menjadi penyebab saham-saham CPO bergerak aktif pada perdagangan kemarin antara lain :

• Sentimen kemenangan Indonesia atas Eropa tentang eskpor biodiesel yang diputuskan oleh organisasi perdagangan dunia (World Trade Organization / WTO). Kemenangan tersebut akan membuka akses pasar dan memacu kinerja ekspor biodiesel ke Eropa bagi produsen Indonesia yang sebelumnya dikenakan bea masuk anti dumping.

• Pelemahan rupiah yang hampir menyentuh level Rp13.800 per dolar Amerika Serikat (AS) kemarin, dapat memberikan dampak positif pada sektor usaha yang memiliki bisnis berorientasi ekspor seperti CPO. Penguatan mata uang Negeri Paman Sam akan membuat emiten kelapa sawit memperoleh keuntungan kurs.

• Sektor saham CPO yang telah terdepresiasi 13,3 persen sepanjang tahun 2017, membuat saham-saham yang berada dalam sektor ini cenderung sudah undervalue (murah).

Sejumlah saham CPO mencatatkan kenaikan signifikan pada perdagangan kemarin, antara lain :

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) : 4,15 persen

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal, saham milik grup astra ini telah bergerak naik cukup signifikan dalam dua hari terakhir. Pola bullish candle dengan body yang besar pada perdagangan kemarin menandakan saham AALI bergerak positif dengan disertai peningkatan volume mengindikasikan sinyal akumulasi pada saham ini.

Indikator relative strength index (RSI) terlihat masih bergerak naik meskipun mulai mendekati area jenuh beli, target terdekat di level Rp15.575 per saham.

PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) : 4,31 persen

Berdasarkan analisis Bareksa, secara teknikal, saham BWPT membentuk pola bullish engulfing yang menandakan pergerakan positif dengan bergerak dalam rentang yang cukup lebar melewati rentang harga tiga hari terakhir.

Volume menunjukkan lonjakan signfikan pada perdagangan kemarin menandakan saham ini banyak diburu pelaku pasar. Dilihat secara tren, saham ini masih dalam rally yang cukup positif dan didukung RSI yang masih bergerak naik sehingga berpotensi melewati target terdekat di level Rp250 per saham.

PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) : 6,83 persen

Analisis Bareksa mengungkapkan secara teknikal, saham milik Grup Salim ini  bergerak naik cukup signifikan dengan membentuk bullish candle dengan body yang relatif besar.

Volume mengalami peningkatan signifikan disertai inflow asing senilai Rp3,23 miliar menandakan adanya akumulasi besar pada saham ini. Secara tren, terbentuknya tiga buah higher high dan higher low mengindikasikan sinyal uptrend pada saham ini serta didukung RSI yang bergerak positif dengan target terdekat di Rp1.570 per saham.

PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) : 19,04 persen
 
Menurut analisis Bareksa, saham ini menjadi juara dalam sektor perkebunan kemarin dengan naik sangat signifikan serta membentuk bullish candle disertai body yang sangat besar.  Lonjakan volume terjadi sangat signifikan dibandingkan hari biasanya di mana saham ini agak kurang likuid. Indikator RSI telah memasuki area jenuh beli, namun masih berpoteni menguji target terdekat di level Rp690 per saham. (AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.