Fundamental Astra di 2017 Kinclong, Bagaimana Valuasi Saham ASII di 2018?

Bareksa • 01 Mar 2018

an image
Menteri Komunikasi & Informasi RI Rudiantara (kedua kiri) bersama Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto (kedua kanan), Chief Executive Officer & Founder Go-Jek Nadiem Makarim (kiri) dan President & Co-Founder Go-Jek Andre Soelistyo berswafoto seusai konferensi pers kerjasama Astra dan Go-Jek di Jakarta (12/2). (Dok. Astra)

Laba per saham (EPS) saham ASII per 2017 tercatat Rp466, proyeksi EPS saham ASII pada 2018 sebesar Rp534

Bareksa.com - Salah satu emiten terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Astra International Tbk. (ASII) membukukan kinerja positif sepanjang tahun 2017 yang tercermin dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang diperoleh perseroan.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan pada Selasa (27/02/2018), ASII berhasil membukukan pendapatan bersih Rp206,06 triliun pada 2017, atau mengalami peningkatan 13,79 persen dibandingkan 2016 yang tercatat Rp181,08 triliun.

Alhasil laba bersih perseroan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk pada 2017 juga tercatat Rp18,88 triliun, atau melonjak 24,58 persen dari Rp15,16 triliun di 2016.
 
Lonjakan laba bersih tersebut paling besar dikontribusikan oleh segmen bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi yang dijalankan oleh anak usaha yakni PT United Tractors Tbk (UNTR) yang juga membukukan lonjakan laba bersih 47,39 persen.

Adapun bisnis otomotif Astra pada 2017 sedikit mengalami kontraksi dengan mencatatkan penurunan tipis laba bersih sebesar 3,25 persen. Sementara segmen agribisnis yang dijalankan oleh unit usaha, yakni PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) cenderung flat namun masih mampu tumbuh tipis 0,19 persen.

Kontribusi Laba per Segmen Bisnis Astra pada 2017 (Rp miliar)


Sumber : laporan keuangan Astra

Nilai aset Astra hingga akhir 2017 tercatat Rp295,65 triliun, atau naik 12,9 persen dari Rp261,85 triliun di 2016. Posisi liabilitas ASII per Desember 2017 tercatat Rp139,32 triliun. Dengan kata lain, ASII memiliki debt to asset ratio (DAR) 47,12 persen, meningkat dari posisi DAR di 2016 sebesar 46,57 persen.

Sementara itu dari sisi laporan arus kas, pos arus kas operasi perseroan mencatatkan kenaikan 19,98 persen dari Rp19,41 triliun pada 2016 menjadi Rp23,29 triliun pada 2017.

Hal tersebut membuat posisi likuiditas perseroan  yang dilihat dari cash ratio stabil di angka 0,32 kali pada 2017, sama seperti posisinya tahun lalu.

Valuasi Saham ASII

Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, laba per saham (EPS) saham ASII per 2017 tercatat Rp466. Kemudian dengan proyeksi pertumbuhan laba tahun ini 14,68 persen yang didapat dari rata-rata pertumbuhan EPS dalam dua tahun terakhir. Maka diperoleh proyeksi EPS saham ASII pada 2018 sebesar Rp534 {(Rp 466 x (1+14,68 persen)}.

Dengan menggunakan metode relative valution, rata-rata price earning ratio (PER) saham ASII dalam tiga tahun terakhir berada di level 18,9 kali, maka dapat diperoleh harga wajar saham ASII untuk 2018 sebesar Rp10.100 {Rp 534 x (18,9)}.

Apabila dibandingkan dengan penutupan harga saham ASII pada akhir Februari 2018 lalu yang berada di level Rp8.075 , maka saham ASII masih memiliki upside potential sekitar 25 persen. (AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.