BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

GMF AeroAsia Bidik Pendapatan Tahun Ini US$505 Juta

28 Februari 2018
Tags:
GMF AeroAsia Bidik Pendapatan Tahun Ini US$505 Juta
Dirut GMF AeroAsia Iwan Joeniarto (tengah) berjabat tangan dengan Direktur Line Operation GMF AeroAsia Tazar Marta Kurniawan (kiri) dan Kepala Biro Umum Kemensetneg Piping Supriatna pada penandatanganan perpanjangan kerjasama di booth Garuda Indonesia Group pada Singapore Air Show di Changi, Singapura, Selasa (6/2). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Laba bersih ditargetkan tetap tumbuh dua digit

Bareksa.com – PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) menargetkan pendapatan tahun ini tumbuh 15 persen atau naik menjadi sekitar US$505 juta, dibandingkan realisasi tahun lalu US$439,28 juta. Laba bersih ditargetkan tumbuh dua digit.

Direktur Utama Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia, Iwan Joeniarto, mengungkapkan indusri penerbangan setiap tahun naik sekitar 10 persen. Pertumbuhan industri penerbangan akan berimbas pada pertumbuhan industri maintenance, repair and overhaul (MRO) pesawat terbang.

“Jadi secara potensi, tahun ini akan tetap mengalami kenaikan. Tahun lalu industri MRO sekitar US$1,1 miliar, tahun ini diperkirakan naik sekitar US$1,2 miliar,” terang Iwan, di Jakarta, Senin, 26 Januari 2018.

Promo Terbaru di Bareksa

Selain pertumbuhan industri, perseroan juga menargetkan ada klien baru tahun ini. Menurut dia, setiap tahunnya GMF AeroAsia menargetkan memiliki klien baru untuk kemudian dijadikan pelanggan captive.

Tahun lalu perseroan telah menandatangani kontrak dengan 25 maskapai penerbangan dengan model kontrak tahun jamak (multiyears). Dengan ekspansi klien, market share GMF Aero Asia saat ini telah mencapai sekitar 30 persen di pasar domestik.

Iwan mengklaim bahwa pertumbuhan laba bersih GMF AeroAsia tahun lalu juga mencapai dua digit.

Berdasarkan laporan keuangan GMF AeroAsia, laba bersih perseroan sepanjang 2017 tercatat sebesar US$50,7 juta, lebih rendah dibandingkan perolehan 2016 senilai US$57,7 juta. Akan tetapi, catatan tersebut terjadi karena pada 2016 terdapat aktivitas non-operasional yang dicatatkan perseroan sehingga laba bersih GMF AeroAsia pada 2016 mencapai US$57,7 juta.

“Laba bersih turun karena masih memperhitungkan EBO (employee benefit obligations) pada 2016. Jika perhitungan EBO dihilangkan, maka laba bersih GMF tahun 2016 hanya 44,2 juta,” ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, maka kinerja keuangan GMF AeroAsia pada 2017 sebenarnya naik dibandingkan dengan kinerja 2016.

Investor Strategis

GMF AeroAsia hingga saat ini belum menentukan investor strategis yang akan menjadi pemegang saham perseroan. Iwan mengaku masih terdapat beberapa calon yang masih mungkin akan menjadi investor strategis. “Ada beberapa calon, perubahan itu masih ada kemungkinan terjadi,” tuturnya.

Belum lama ini, GMF mengumumkan bakal melangsungkan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) atau non-preemptive rights issue. Perseroan berencana menerbitkan 7,65 persen saham baru untuk investor strategis.

Jumlah saham baru yang akan diterbitkan setara dengan 2,33 miliar lembar saham. Setelah pelaksanaan non-preemptive rights issue, maka kepemilikan saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) di GMF akan terdirilusi menjadi 82,29 persen dari sebelumnya 89,1 persen.

Dalam pelaksanaan private placement, GMF berpotensi memperoleh dana sekurang-kurangnya Rp785,47 miliar. Dana tersebut diperoleh karena berdasarkan peraturan, pelaksanaan penerbitan saham baru sekurang-urangnya sama dengan harga rata-rata penutupan saham dalam 25 hari terakhir sebelum iklan pemberitahuan.

Rata-rata harga saham perseroan dalam kurun 19 Desember 2017 hingga 25 Januari 2018 tercatat Rp336 per saham.

Iwan mengungkapkan perseroan berharap perusahaan yang akan menajdi investor strategis tidak hanya akan mendukung dalam bentuk dana investasi, tetapi juga transfer knowledge untuk menambah kapabilitas, membawa pasar dan dapat meningkatkan brand GMFI.

Perseroan masih belum bersedia mengungkapkan investor strategis yang akan menjadi mitra GMF. Tetapi, Iwan menerangkan GMF tidak hanya memilih investor strategis dengan penawaran terbaik, perseroan mengharapkan adanya nilai tambah dengan memilih investor strategis tersebut. (AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua