Bareksa.com - Harga minyak mentah Amerika Serikat menguat ke level tertinggi dalam dua pekan terakhir pada perdagangan kemarin, di tengah tanda-tanda meningkatnya permintaan dunia atas minyak mentah AS. Naiknya harga minyak dunia mendorong naiknya harga batu bara untuk kontrak Januari 2019,
Harga Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, menguat 0,4 persen atau 0,22 poin ke level US$61,90 per barel dan kontrak April diperdagangkan di US$61,79 di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu harga kontrak batu bara teraktif di bursa komoditas Rotterdam, berakhir menguat 0,29 persen atau 0,25 poin di US$85,05 per metrik ton.
Mengutip Bloomberg, ekspor minyak mentah AS meningkat dalam empat dari lima minggu terakhir, menarik persediaan dari pusat penyimpanan utama di Cushing, Oklahoma, ke terminal pengiriman pesisir.
Saham Grup Bakrie Bangkit
Lonjakan harga minyak ini mendorong sentimen positif bagi sejumlah emiten komoditas milik Grup Bakri yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Seperti saham PT Bumi Resourches Tbk (BUMI,) PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA) yang hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini, Rabu, 21 Februari 2018 tercatat naik.
Harga saham BUMI naik 1,2 persen menjadi Rp332per lembar, saham ENRG naik 4,6 persen menjadi Rp274 per saham, bahkan saham DEWA melonjak 10 persen jadi Rp55 per lembar.
Menariknya saham BUMI dan DEWA diborong paling banyak melalui broker yang sama, yaitu Valbury Asia Sekuritas (CP) yang membeli saham BUMI sebanyak 1 juta lot saham pada harga rata-rata Rp338 per saham senilai Rp33,8 miliar.
Nilai transaksi yang dilakukan CP di saham DEWA setara 19 persen dari seluruh transaksi saham BUMI yang mencapai Rp171,9 miliar.
Sementara itu CP tercatat membeli saham DEWA sebanyak 1,5 juta lot saham pada harga rata-rata Rp55,1 per saham atau senilai Rp8,1 miliar. Nilai transaksi yang dilakukan CP setara 11,5 persen dari seluruh transaki saham DEWA yang mencapai Rp70,1 miliar.
Adapun saham ENRG paling banyak dibeli oleh CIMB Sekuritas (YU) yang membeli 238 ribu lot saham di harga Rp282,7 per saham atau senilai Rp6,9 miliar. (AM)