Analisis Teknikal Saham AALI : Momentum Kenaikan Masih Terbuka

Bareksa • 21 Feb 2018

an image
(kiri ke kanan) Direktur PT. Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Joko Supriyono, Direktur AALI Bambang Palgoenadi, Presiden Komisaris AALI Prijono Sugiarto, Presiden Direktur AALI Widya Wiryawan, Direktur Independen AALI Rudy, dan Direktur AALI Juddy Arianto berbincang usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta. ANTARA FOTO/HO/Amir

Saham AALI perdagangan kemarin ditutup menguat 2,83 persen ke level Rp13.600 per saham

Bareksa.com - Harga saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada perdagangan Selasa, 20 Februari 2018 ditutup menguat 2,83 persen ke level Rp13.600 per saham. Saham AALI ditransaksikan sebanyak 1.634 kali dengan nilai transaksi Rp52,27 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer saham AALI antara lain; Citigroup Sekuritas (CG) dengan nilai pembelian Rp6,88 miliar, kemudian Maybank Kim Eng Sekuritas (ZP) Rp6,16 miliar, dan CIMB Sekuritas (YU) Rp5,25 miliar.

Analisis Teknikal AALI

Sumber : Bareksa
 
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal, candle saham AALI pada perdagangan kemarin membentuk bullish engulfing. Kondisi tersebut menggambarkan saham ini bergerak positif dengan rentang yang cukup lebar melebihi perdagangan hari sebelumnya.

Pergerakan saham AALI terlihat mulai mencoba rally setelah sempat bergerak di sekitar area support Rp12.700. MA 5 telah terjadi golden cross dengan MA 20 menandakan adanya potensi uptrend terlebih jika mampu menembus resisten di level Rp14.000.

Volume terlihat mengalami lonjakan signifikan menandakan adanya aksi pembelian yang besar pada saham ini dengan diserai inflow asing senilai Rp11,99 miliar. Selain itu, indikator relative strength index (RSI) terlihat masih bergerak positif dan berada di level 60 menandakan momentum kenaikan masih terbuka. (AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.