Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari berbagai media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 15 Februari, 2018 :
PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP)
Bank NISP menggelontorkan dana internal Rp1,23 triliun untuk melunasi obligasi yang jatuh tempo.
Seluruh jumlah terutang Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP Tahap II Tahun 2015 dengan Tingkat Bunga Tetap (Obligasi) kepada Pemegang Obligasi pada tanggal 1.
Harga Gas Alam
Harga Gas Alam turun cukup dalam sepanjang Februari lantaran faktor peralihan ke musim semi menyebabkan permintaan menjadi turun.
Terpantau, pada perdagangan kemarin, harga gas alam kontrak pengiriman Maret 2018 di New York Merchantile Exchange (NYMEX) bergerak di kisaran US$2,598—US$2.617 per million British Thermal Unit (MMBtu).
Harga komoditas energi ini sempat menyentuh level terendah 2 bulan pada 12 Januari di US$2,55 per MMBtu, padahal di akhir Januari sempat menyentuh level tertinggi dalam 1 tahun yakni di US$3,63 per MMBtu.
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN)
BTPN berencana melakukan merger dengan Sumitomo Mitsui Indonesia.
Jerry Ng, Direktur Utama Bank BTPN bilang rencana merger ini akan berdampak positif ke bisnis BTPN. "Sumitomo Mitsui Indonesia bisa masuk menambah bisnis korporasi dan infrastruktur yang tidak dimiliki BTPN," kata Jerry dalam paparan kinerja.
Meski begitu, perusahaan belum secara resmi melaporkan ke pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas rencana tersebut.
Setelah merger BTPN dan Sumitomo Mitsui Indonesia ini selesai dilakuan, gabungan bank akan menjadi BUKU IV atau bank dengan modal inti minimal Rp 30 triliun. Diperkirakan BTPN akan menjadi survivor atau bank yang bertahan namanya.
PT Samudera Indonesia Tbk (DSFI)
DSFI belum memiliki rencana untuk menambah kapal khusus untuk pengangkutan ekspor batubara seiring rencana pemerintah yang akan mengimplementasikan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 82 Tahun 2017 tentang Ketentuan Penggunaan Angkutan Laut dan Asuransi Nasional untuk Ekspor dan Impor Barang Tertentu.
Bani Maulana, Direktur Utama Samudera Indonesia mengatakan, pihaknya masih menanti kejelasan apakah dengan diterapkannya peraturan tersebut kontrak-kontrak yang sudah berjalan akan berpindah. Yang jelas, kata Bani, pihaknya sudah melakukan antisipasi jika peraturan tersebut jadi diimplementasikan.
Pihaknya pun mengalokasikan dana sekitar US$30 juta sampai US$50 juta untuk mengikuti lelang yang sampai sekarang belum juga diumumkan oleh pemerintah.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN)
Jika pengalihan saham tahap 2 antara The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Ltd. (BTMU) dengan BDMN berhasil dilaksanakan maka Danamon akan memiliki dua pemegang saham pengendali.
Sekretaris Perusahaan Bank Danamon Rita Mirasari mengatakan, Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd. (AFI) akan tetap menjadi pemegang saham pengendali Bank Danamon.
Sementara itu BTMU, juga akan menjadi pemegang saham pengendali Bank Danamon setelah akuisisi tahap 2, di mana kepemilikan saham BTMU akan bertambah menjadi 40 persen.
Industri Semen Indonesia
Industri semen menargetkan ekspor sebanyak 3 juta ton sepanjang 2018, naik tipis dari ekspor pada tahun lalu 2,8 juta ton.
Ketua Asosiasi Semen Indonesia Widodo Santoso mengatakan ekspor ini meliputi clinker dan semen. Jumlah ini diharapkan terus tumbuh untuk memperkuat neraca perdagangan Indonesia.
"Untuk realisasi ekspor clinker dan semen pada Januari 2018 dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya meningkat 70 persen atau sebesar 239.000 ton," kata Widodo. (AM)