Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 6 Februari 2018 :
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berkolaborasi dengan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) III untuk membangun jalan layang akses terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur
Wijaya Karya dan Pelindo) III meneken kontrak kerja sama dengan total nilai kontrak proyek tersebut senilai Rp1,3 triliun.
PT Intermedia Capital Tbk (MDIA)
Emiten media televisi, PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), berencana membangun dua pemancar tahun ini, untuk meningkatkan keterjangkauan masyarakat pada sinyal pemilik stasiun televisi ANTV tersebut.
Direktur Utama MDIA, Erick Tohir, menyampaikan sepanjang tahun ini perusahaan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp100 miliar untuk membangun pemancar siaran sekaligus melakukan peremajaan teknologi.
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) memproyeksikan pertumbuhan pendapatan pada tahun ini sekitar 14-15 persen atau menjadi Rp18 triliun.
Seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat dan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada tahun ini perusahaan optimistis target tersebut dapat tercapai.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat jumlah akun nasabah simpanan mereka sebanyak 17 juta akun di 2017. Adapun angka ini disumbang dari strategi BCA sebagai bank transaksional di Indonesia.
Coporate Secretary BCA, Jan Hendra, mengatakan saat ini jumlah akun nasabah simpanan BCA sekitar 16,5 - 17 juta rekening. Berdasarkan laporan keuangan BCA, jumlah akun nasabah simpanan mereka per Desember 2016 sebanyak 15 juta akun.
Artinya, nasabah simpanan BCA tumbuh sekitar 13,33 persen secara tahunan pada 2017 bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Harga Minyak dan Bursa Saham Global
Penurunan harga minyak mentah berlanjut pada perdagangan Senin karena merosotnya bursa saham dan pasar obligasi merongrong prospek permintaan di tengah meningkatnya produksi minyak mentah Amerika Serikat.
Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret ditutup melemah 2 persen atau 1,3 poin ke level US$64,15 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan mencapai 69 persen di atas rata-rata 100 hari perdagangan terakhir.
Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak April ditutup melemah 0,96 poin ke level US$67,62 pada bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Minyak mentah patokan global ini diperdagangkan lebih mahal US$3,79 dibanding WTI kontrak April.
Pasar saham global melemah dan kepercayaan investor turun di pasar negara berkembang. Sektor energi pada indeks S&P 500 turun 4,4 persen pada hari Senin, dipimpin oleh saham Chesapeake Energy Corp. dan Hess Corp yang melemah masing-masing 7,2 persen dan 6,9 persen.
Penurunan indeks S&P merupakan yang terendah sejak 2011. Selain itu, Indeks Dow Jones anjlok 4,6 persen jadi 24.346 dan Nasdaq turun 3,78 persen ke level 6.968. (AM)