Bareksa.com - Data mengenai laju pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tiga bulan terakhir 2017 akan segera dirilis. Data kuartal keempat tersebut sangat penting dalam menentukan apakah target pertumbuhan setahunn (year on year) sebesar 5,1 persen seperti yang dicanangkan pemerintah Indonesia dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Sekedar mengingatkan, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di tiga kuartal sebelumnya cenderung di bawah ekspektasi 5,1 persen. Di kuartal pertama 2017, Indonesia hanya mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5,01 persen. Kemudian, di kuartal II dan III, laju pertumbuhan ekonomi masing-masing hanya naik 5,01 dan 5,06 persen.
Adapun data Produk Domestik Bruto (PDB) yang menjadi dasar perhitungan pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk periode kuartal IV 2017 akan dirilis resmi pada 5 Februari 2018. (Baca juga The Economist Pesimistis dengan Ekonomi Indonesia 2018, Kenapa?)
Dengan mengacu pada realisasi pertumbuhan ekonomi di tiga kuartal 2017, analis Bareksa menghitung dibutuhkan laju pertumbuhan ekonomi hingga 5,32 persen pada kuartal keempat 2017 untuk mencapai target pertumbuhan setahun di 5,1 persen.
Lantas, mungkinkah target pertumbuhan seperti yang dicanangkan pemerintah itu tercapai?
Grafik: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Per Kuartal
Sumber : BPS, diolah Bareksa
Melihat data pertumbuhan ekonomi ke belakang, sejak 2014 ekonomi Indonesia belum pernah bertumbuh di kisaran 5,32 persen secara kuartalan. Meski begitu, dalam tahun 2014 dan 2015 di kuartal IV, pertumbuhan ekonomi mampu tumbuh lebih tinggi 5 persen. Itu artinya masih ada kemungkinan perekonomian selalu membaik di akhir tahun.
Dalam menghitung PDB dengan metode pengeluaran, ada sejumlah komponen yang memberikan kontribusi. Pada kuartal ketiga 2017, komponen konsumsi (consumption) memberikan kontributsi paling besar terhadap PDB, yakni mencapai 55,68 persen. Komponen dengan kontribusi terbesar selanjutnya adalah investasi yang menyumbang 31,87 persen dan pengeluaran pemerintah (government spending) 8,8 persen.
Grafik : Struktur PDB dengan Metode Pengeluaran di Kuartal III 2017
Sumber : BPS, diolah Bareksa
Dengan melihat data tersebut, tidak dipungkiri bahwa ekonomi Indonesia masih bergantung kepada laju pertumbuhan consumption. Maka dari itu, membaiknya data consumer spending Indonesia di kuartal III sekitar 3,4 persen menjadi Rp1.375 triliun membuat kemungkinan pertumbuhan ekonomi kian membaik. (Lihat Konsumsi Rumah Tangga Terus Melemah, Bagaimana Kontribusinya Terhadap PDB?)
Grafik : Pertumbuhan Komponen PDB Pengeluaran Triwulan III-2017
Sumber : BPS, diolah Bareksa
Selain itu, potensi pertumbuhan PDB juga dapat dilihat dari sisi pertumbuhan komponennya di kuartal III. Dalam periode Juli-September 2017, yang paling menunjukkan pertumbuhan justru berasal dari komponen investasi sebesar 7,11 persen (di luar pertumbuhan ekspor – impor). Namun, hal ini tidak memberikan dampak yang signifikan, karena nyatanya laju pertumbuhan PDB hanya tumbuh 5,06 persen di kuartal ketiga 2017 (yoy).
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan perkiraan perekonomian Indonesia di 2017 tumbuh di 5,05 persen terutama disumbangkan oleh konsumsi dalam negeri, investasi, dan kinerja ekspor. (hm)