Penurunan Suku Bunga Deposito Diperkirakan Segera Berakhir

Bareksa • 22 Jan 2018

an image
Ilustrasi penurunan suku bunga acuan, kerugian investasi. Copyright: <a href='https://www.123rf.com/profile_sangoiri'>sangoiri / 123RF Stock Photo</a>

Rata-rata suku bunga deposito bank acuan LPS sebesar 5,52 persen per akhir Desember 2017, turun 4 bps dari November 2017

Bareksa.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan penurunan suku bunga deposito sudah mendekati periode akhir. Selanjutnya, pergerakan suku bunga diperkirakan akan cenderung melandai.

Berdasarkan data Indikator Likuiditas yang dikeluarkan LPS, rata-rata suku bunga deposito bank acuan LPS mencapai 5,52 persen pada akhir Desember 2017, turun 4 bps dari posisi akhir November 2017. Hal serupa terjadi pada rata-rata suku bunga minimum yang turun 3 bps ke posisi 4,74 persen serta rata-rata suku bunga maksimum yang terpangkas sebanyak 5 bps menjadi 6,31 persen.

"Tren inflasi yang rendah dan kebijakan moneter yang lebih stabil berdampak pada pergerakan suku bunga yang cenderung melandai," ujar Direktur Group Surveilans dan Stabilitas Sistem Keuangan LPS Doddy Ariefianto dalam keterangan tertulis yang diterima baru-baru ini.

Sementara itu, perbedaan kondisi likuiditas antar kelompok bank akan berdampak pada respons tingkat bunga yang diberikan di sisi dana dan kredit. Dalam jangka pendek, tingkat suku bunga dana juga akan cenderung stabil mempertimbangkan belum adanya sinyal ekspansi kredit serta kemungkinan kenaikan tingkat bunga kebijakan (policy rate).

Terkait pergerakan intermediasi, hingga Oktober 2017, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) cenderung melambat dibandingkan pertumbuhan kredit. Pada periode tersebut, DPK bertumbuh 10,95 persen yoy, dibandingkan pertumbuhan 11,69 persen pada September 2017. Sedangkan pertumbuhan kredit meningkat dari 7,86 persen menjadi 8,18 persen yoy.

"Dengan perkembangan ini, rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) mengalami sedikit penurunan dari 88,35 persen menjadi 88,34 persen," kata dia.

Ke depan, pertumbuhan kredit yang meningkat di tengah perlambatan laju DPK memberikan sinyal bahwa bank mulai melakukan ekspansi. Hal tersebut diperkirakan akan berlanjut dan mendorong peningkatan LDR ke level di  atas 90 persen pada akhir tahun ini.

Di sisi lain, akumulasi cash yang dilakukan nasabah dan perusahaan diperkirakan juga masih akan berlangsung, meski tingkat bunga dana cenderung rendah. "Peristiwa politik di daerah secara tidak langsung akan mempengaruhi sentimen calon debitur untuk melakukan ekspansi dan berisiko menurunkan permintaan kredit," terang dia.

Sementara itu, pada pekan lalu Bank Indonesia (BI) menetapkan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate pada level 4,25 persen. Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 18 Januari 2018. Dengan demikian, deposit facility tetap di level 3,5 persen dan lending facility tetap di level 5 persen, berlaku efektif sejak 19 Januari 2018. (K09)