Mendag akan Impor Beras 500 ribu ton, Ini Perbandingan Harga Beras di Asean

Bareksa • 15 Jan 2018

an image
Seorang pedagang mengisi bakul beras dagangannya di salah satu kios di Indramayu, Jawa barat, Selasa (24/2) - (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Impor dilakukan untuk menjamin ketersediaan beras di dalam negeri dan menekan harga beras di pasaran

Bareksa.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memutuskan untuk membuka keran impor beras khusus. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin ketersediaan beras di dalam negeri dan sebagai salah satu langkah untuk menekan harga beras di pasaran.

Mengutip Liputan 6, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, menyatakan pihaknya akan membuka impor beras khusus sebanyak 500 ribu ton. Beras tersebut rencananya akan mulai masuk pada akhir Januari 2018.

"Untuk mengisi gap ini, saya tidak mau mengambil risiko kekurangan pasokan saya mengimpor beras khusus. Yang diimpor 500 ribu ton, start awal," ujar dia di Kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (11/1/2018). (Baca : Jumlah Penduduk Miskin Turun jadi 10,1 Persen, Rasio Gini Menyempit jadi 0,391)

Enggar mengungkapkan, beras tersebut akan dipasok dari dua negara yaitu Thailand dan Vietnam. Namun, dia memastikan, beras yang diimpor tersebut bukan jenis beras yang sudah mampu diproduksi di Indonesia.

Menurut Enggartiasto, impor ini dilakukan guna mengisi pasokan beras di dalam negeri sambil menunggu masa panen pada Februari-Maret 2018. Dengan adanya tambahan beras impor ini, diharapkan tidak ada kekhawatiran soal kelangkaan dan kenaikan harga beras. (Lihat : Divestasi Bisnis Beras Tertunda, AISA Terbitkan MTN Berjaminan Asuransi Rp900 M)

Kenaikan harga beras itu tentu memberikan tantangan tersendiri bagi konsumen dan pelaku bisnis yang menggunakan beras sebagai komoditas utamanya. Akan tetapi, bagaimana kondisi harga beras RI jika dibandingkan dengan negara lain di Asia?

Mengutip situs basis data global, Numbeo, pada Minggu (14/1/2018), rata-rata harga beras di Indonesia dipatok US$0,89 atau Rp12.700 per kilogram. Jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, masih ada beberapa wilayah yang mematok harga lebih mahal. (Baca : Daya Beli Membaik, Bahana Proyeksi Prospek Saham Konsumer Positif Tahun Depan)

Perbandingan Harga Beras per Kg di Asia Tenggara (Rp)

Sumber : Numbeo, diolah Bareksa

Malaysia misalnya, harga beras di sini berkisar US$1 atau Rp 13.300 per kilogram. Harga beras di Thailand juga lebih mahal dari Indonesia yakni US$1,15 atau Rp16.428 per kilogram.

Harga beras tertinggi di Asia Tenggara dipatok Singapura. Di sana, masyarakatnya harus merogoh kocek US$2,06 atau Rp29.428 untuk membeli satu kilogram beras. (Baca : Sri Mulyani : Peluang dan Risiko Tahun Pemilu Bagi Ekonomi)

Namun, ada juga dua negara Asia Tenggara yang harga berasnya sama atau lebih rendah dari Indonesia. Filipina menjual beras dengan harga rata-rata sama dengan RI yaitu Rp12.700 per kilogram. Vietnam jadi negara dengan harga beras termurah yaitu US$0,74 atau Rp10.571 per kilogram.

Jika menilik dari keseluruhan wilayah Asia, Indonesia bisa digolongkan sebagai negara dengan harga beras cukup terjangkau. Dari laporan Numbeo, rata-rata negara di Asia menjual beras dengan harga di atas US$1 atau Rp13.300 per kilogram. (Lihat : IHSG Meroket di Awal Tahun, Selalu Didorong Kenaikan Sektor Konsumer?)

Jepang jadi negara dengan harga beras paling mahal di Asia. Jika ingin membeli beras di sana, siap-siap saja merogoh kocek US$3,83 atau Rp54.714 per kilogram.

Peringkat kedua dan ketiga ditempati oleh Korea Selatan dan Taiwan. Harga beras di Korea Selatan mencapai US$3,79 atau Rp54.412 per kilogram sementara di Taiwan US$3,29 atau Rp47.000 per kilogram. (AM) (Baca : Berita Hari Ini : ACST Bidik Kontrak Baru Rp10 Triliun, HOKI Bangun Pabrik Baru)