Restrukturisasi Utang, Mampukah Saham ENRG Mengulang Kesuksesan BUMI?

Bareksa • 12 Jan 2018

an image
Aburizal Bakrie bersama anggota Fraksi Golkar DPR-RI mengangkat tangan usai memberikan keterangan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (23/3/2015). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho)

Dalam dua hari harga saham ENRG telah terbang 50 persen

Bareksa.com - Rencana PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) untuk merestrukturisasi utang perseroan mendorong kenaikan harga saham anak usaha Bakrie Group Tersebut.

Dalam dua hari terakhir pasca pengumuman restrukturisasi utang, harga saham ENRG telah meroket lebih dari 50 persen ke level Rp145 per saham dari sebelumnya Rp96 per saham pada 10 Januari 2017.

Seberapa lama harga saham ENRG dapat terus meningkat? (Baca : Meroket 22,22 Persen, Ini Analisa Teknikal Saham BRMS)

Sebelum melakukan restrukturiasi, emiten sektor migas ini akan melakukan private placement sebagai langkah awal konversi utang menjadi saham.

"Konversi akan kami lakukan atas kewajiban dari lima kreditur," ujar Chief Financial Officer (CFO) ENRG, Erdoardus Windoe.

Kelima kreditur itu di antaranya, Greenwich International Limited, Stallion Investment Pte Ltd, Ultrapro Ltd, PT Wira Cipta Perkasa, dan PT Prime Petroservices. Total utang ENRG yang akan dikonversi mencapai US$32,87 juta atau setara Rp437,19 miliar. (Baca : ENRG Restrukturisasi Utang, Saham-saham Grup Bakrie Kompak Menguat)

ENRG akan menggelar private placement dengan melepas 4,2 miliar saham atau sekitar 40,65 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga pelaksanaannya Rp104 per saham.

Kini investor mulai melakukan aksi beli yang terbilang cukup agresif terhadap saham ENRG. Pada perdagangan Kamis kemarin harga saham ENRG meroket hingga 35 persen menjadi Rp126 per saham dari sebelumnya Rp96 per saham. Bahkan hari ini, Jumat, 12 Januari 2018, harga saham ENRG kembali naik 15 persen  ke level Rp 145 per saham pada pukul 14.30.

Sejak kemarin Mirae Aset Sekuritas (YP) yang tercatat sebagai pembeli sekaligus penjual terbesar saham ENRG hingga 4,3 juta lot saham. (Lihat : Berita Hari Ini : ENRG Restrukturisasi Utang, WIKA Cairkan Pinjaman US$700 Juta)

YP terpantau membeli 4,3 juta lot saham di harga rata-rata Rp131,8 per saham senilai Rp56,9 miliar. YP juga menjual saham 4,3 juta lot saham pada harga rata-rata Rp132,1 per saham senilai Rp56,9 miliar

Pergerakan Harga Saham ENRG Sejak Awal Tahun 2016

Sumber: Bareksa.com

Kinerja Saham BUMI

Jika menelisik saham Grup Bakrie lainnya yang telah melakukan restrukturiasi sebelumnya, seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI), hal ini akan berdampak sangat signifikan terhadap harga saham BUMI. (Baca : Meroket 22,22 Persen, Ini Analisa Teknikal Saham BRMS)

BUMI kembali ramai diperagangkan seiring adanya rencana restrukturisasi utang BUMI pada Oktober 2016

Bahkan dengan disetujuinya permohonan restrukturisasi utang atau penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) oleh pengadilan pada hari ini 28 November 2016, harga saham BUMI terus meroket hingga 570 persen dan menyentuh level Rp505 per saham pada akhir Januari 2017 dari sebelumnya hanya berada di level Rp75 per saham pada pertengahan Oktober 2016. (Lihat : Juarai Nilai Transaksi, Bagaimana Prospek Saham BUMI?)

Pergerakan Harga Saham BUMI Sejak Awal Tahun 2016

Sumber: Bareksa.com

Meskipun kini saham BUMI telah turun ke harga Rp298 per saham pada 11 Januari 2018 atau turun 46 persen dari level tertingginya  di Rp550 pada 27 Januari 2017, namun harga saham BUMI tetap 3 kali lebih tinggi jika dibandingkan harga sebelum restrukturisasi di harga Rp75 per saham. (Baca : Dapat Upgrade Rating S&P Setelah Moody's, Saham BUMI Menguat Lagi)

Sebagai informasi mega restrukturisasi utang memasuki tenggat efektif. Hampir 100 persen kreditur turut mengambil bagian dalam konversi utang ke sejumlah istrumen restrukturisasi itu. Hanya kreditur setara sekitar US$16 juta yang tidak melakukan konversi. (Lihat : Harga Saham BUMI Meroket 5 Persen, Namun Asing Catat Net Sell Rp52 Miliar)

Usai konversi utang menjadi saham dan fasilitas kredit baru, susunan pemegang saham BUMI berubah. China Investment Corporation (CIC) akan menguasai sekitar 22,7 persen saham BUMI. Lalu, kreditur dan pemegang obligasi lainnya memiliki 26,3 persen. Sisanya merupakan saham publik.

Total utang BUMI yang masuk dalam agenda restrukturisasi mencapai US$4,2 miliar. Artinya, hanya 0,3 persen kreditur yang tidak ikut agenda konversi. Utang yang tidak dikonversi nantinya akan masuk ke laporan laba rugi BUMI. (AM) (Baca : Merosot Tajam 14 Persen, Bagaimana Prospek Harga Saham BUMI?)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.