BoJ Kurangi Stimulus Moneter, Kinerja Reksa Dana di Aplikasi DOKU Masih Menarik

Bareksa • 11 Jan 2018

an image
Ilustrasi menghitung investasi pasar keuangan, saham, obligasi, reksa dana. Copyright: <a href='https://www.123rf.com/profile_costasz'>costasz / 123RF Stock Photo</a>

BOJ memangkas pembelian obligasi negara sekitar ¥20 miliar

Bareksa.com – Pasar obligasi Indonesia mendapat tekanan dari aksi ambil untung, menyusul kebijakan pengurangan stimulus oleh bank sentral Jepang. Yield (imbal hasil) obligasi pemerintah pun tercatat naik yang mengindikasikan penurunan harga obligasi. Meski hal ini secara langsung berdampak pada kinerja reksa dana pendapatan tetap, jenis produk yang menempatkan asetnya pada obligasi ini masih dapat bertahan.

Aksi ambil untung yang terjadi di pasar obligasi mendorong naiknya imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin (Rabu, 10 Januari 2018). Yield obligasi pemerintah seri acuan atau benchmark tenor 10 tahun naik 1,3 persen dalam sehari perdagangan kemarin ke level 6,23 persen. Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi, sehingga peningkatan yield justru menandakan penurunan harga yang menunjukkan permintaan rendah.

Hal ini terjadi saat Bank Of Japan mulai mengurangi stimulus moneternya. BOJ memangkas pembelian obligasi negara sekitar JP¥10 miliar untuk tenor antara 10-25 tahun dan JP¥10 miliar untuk tenor di atas 25 tahun.

Pengurangan stimulus oleh Bank Of Japan membuat berkurangnya likuiditas di pasar obligasi. Rencana ini turut mendorong imbal hasil surat utang global maupun surat utang negara regional mengalami kenaikan (kecuali surat utang Jepang).

Seperti diketahui, naiknya imbal hasil obligasi menandakan adanya penurunan pada harga-harga obligasi. Hal ini turut pula berpengaruh terhadap kinerja produk investasi lain seperti reksa dana, terutama reksa dana berbasis obligasi dengan penempatan cukup besar pada efek surat utang ini.

Dapat dilihat, pergerakan indeks reksa dana berbasis obligasi seperti indeks reksa dana pendapatan tetap (baik konvensional maupun syariah) tercatat turun dalam sehari perdagangan kemarin.

Indeks reksa dana pendapatan tetap dan indeks reksa dana pendapatan tetap syariah turun masing-masing 0,27 persen dan 0,2 persen pada perdagangan Rabu, 10 Januari 2018.

Reksa dana pendapatan tetap yang tersedia pada aplikasi DOKU, yakni reksa dana Bahana Mes Syariah Fund turut pula mengalami penurunan. Return Bahana Mes Syariah Fund tercatat turun 0,45 persen dalam sehari perdagangan kemarin.

Namun demikian, cukup positifnya ekonomi dalam negeri serta katalis positif dari penguatan nilai tukar rupiah dapat menopang kinerja pasar obligasi domestik sekaligus pertumbuhan return reksa dana.

Jika dilihat dalam sebulan terakhir, reksa dana Bahana Mes Syariah Fund masih mencatatkan pertumbuhan return positif hingga 1,86 persen per 10 Januari 2018. Bahkan pertumbuhan return tersebut berhasil mengalahkan pertumbuhan indeks acuannya yang sebesar 1,26 persen.

Bahana Mes Syariah Fund juga berhasil mencatatkan pertumbuhan return tertinggi dalam sebulan, dibandingkan reksa dana pendapatan tetap syariah lainnya yang tersedia pada Marketplace Reksa Dana Bareksa.
 
Sumber : Bareksa.com

Reksa dana ini cocok untuk Anda yang memiliki profil risiko konservatif?moderat dan ingin terhindar dari skema riba. Bahana Mes Syariah Fund dapat dijadikan alternatif investasi dengan periode investasi jangka menengah 1 tahun hingga 3 tahun.

Tersedianya produk investasi reksa dana pada aplikasi DOKU (untuk ponsel berbasis Android) ini telah memberikan kemudahan bagi Anda yang ingin mencoba berinvestasi secara online. Dengan saldo minimal Rp100.000 saja pada aplikasi DOKU, anda memiliki kesempatan untuk meraih keuntungan investasi dengan modal yang minim. (hm)

***

Belum punya akun DOKU?

- Cara buka akun DOKU, klik tautan ini
- Daftar reksa dana Bareksa di DOKU, klik tautan ini
- Beli reksa dana di DOKU, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.