Membuka Tahun 2018, Harga Minyak Tembus US$60 per Barel

Bareksa • 02 Jan 2018

an image
Pekerja mengambil contoh minyak mentah (crude oil) di sumur minyak PDVSA milik perusahaan pemerintah Venezuela, salah satu negara produsen yang tergabung dalam OPEC. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

Harga kontrak minyak WTI di AS mencapai US$60,64 per barel

Bareksa.com - Mengawali tahun 2018, harga minyak mentah naik ke level pembukaan Januari tertinggi sejak 2014. Peningkatan harga baik untuk minyak jenis Brent dan WTI terdorong oleh pemangkasan produksi oleh negara eksportir minyak serta permintaan yang tinggi.

Pada perdagangan Selasa 2 Januari 2017, harga kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di AS terpantau naik mencapai US$60,64 per barel, atau naik 0,4 persen. Bahkan, harga kontrak minyak berkode CL1 ini sempat mencapai US$60,68 per barel, yang merupakan level tertinggi sejak Juni 2015.

Sementara itu, harga kontrak minyak Brent mencapai US$67,20 per barel, naik 0,5 persen. Harga kontrak berkode LCO1 yang menjadi acuan internasional untuk minyak ini sempat menyentuh US$67,23 per barel, yakni level tertinggi sejak Mei 2015.

Grafik: Harga Kontrak Minyak Mentah (CL1)

Sumber: Bloomberg.com

Baru kali ini sejak Januari 2014, harga kedua acuan minyak mentah dunia tersebut membuka tahun dengan level di atas US$60 per barel.

Sebelumnya, diberitakan pasar minyak global sangat terpengaruh dengan pemangkasan produksi yang dilakukan oleh Organisasi Negara-Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan Rusia. Pemangkasan dimulai sejak Januari 2017 dan direncanakan akan terus berlansung hingga akhir 2018.

Selain itu, permintaan yang tinggi, terutama dari China, menjadi salah satu pendorong harga minyak mentah global.

Seperti dikutip dari Reuters, stok minyak mentah komersial AS telah anjlok hampir 20 persen dari level tertinggi sepanjang sejarah 431,9 juta barel yang dibukukan pada Maret 2017.