Minat Perusahaan Digital untuk IPO Mulai Ramai

Bareksa • 29 Dec 2017

an image
Stock Photo - Digital wallet concept on smart phone screen over blur supermarket background, e-commerce, smart pay, business and technology concept, Copyright: <a href='https://www.123rf.com/profile_mangpor2004'>mangpor2004 / 123RF Stock Photo</a>

Perusahaan-perusahaan yang akan go public tersebut membutuhkan dana untuk membesarkan perusahaannya

Bareksa.com – Sejumlah perusahaan digital mulai ramai yang berminat melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) tahun depan. Dua perusahaan digital binaan Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana IPO tahun depan, menyusul dua perusahaan digital yang sudah lebih dulu listed di bursa tahun ini.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Samsul Hidayat, menuturkan beberapa perusahaan digital telah menyatakan minatnya untuk IPO kepada BEI. Perusahaan-perusahaan tersebut juga sudah terdaftar di inkubator bursa.

“Mereka sudah masuk ke area komersial, sudah punya pendapatan dan laba bersih,” katanya di Jakarta, Jumat, 29 Desember 2017.

Samsul melanjutkan, perusahaan digital yang akan IPO saham bukan termasuk kategori unicorn. Perusahaan-perusahaan yang akan go public tersebut membutuhkan dana untuk membersarkan perusahaannya.

Dia menilai, IPO saham diharapkan dapat memperbesar size perusahaan atau memperbaiki capital structure perseroan. Saat ini perusahaan digital banyak yang berukuran menengah (medium) dan kecil (small).

Menurut Samsul, sepanjang tahun ini banyak perusahaan kecil-menengah yang melangsungkan IPO saham. Dia menilai banyaknya perusahaan kecil-menengah yang memutuskan go public merupakan langkah untuk memperbaiki struktur modal sehingga biaya perusahaan tersebut lebih efisien.

IPO PCAR

Hari ini, PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR) resmi mencatatkan sahamnya di BEI. Perusahaan tersebut menjadi emiten saham ke-37 yang mencatatkan sahamnya tahun ini.

Prima Cakrawala menerbitkan sebanyak 466,6 jtua saham baru ke pulik dengan harga pelaksanaan Rp150 per saham. Perseroan memperoleh dana segar sebesar Rp70 miliar melalui aksi tersebut.

Perseroan akan menggunakan sekitar 28,1 persen dana IPO untuk kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex). Sementara sisanya, sebesar 71,9 persen akan digunakan untuk meningkatkan modal kerja.

Direktur Utama Prima Cakrawala, Raditya Wardhana, mengungkapkan perseroan telah memproduksi dan memasok rajungan kalengan untuk perusahaan di Amerika Serikat (AS) dengan total ekspor hingga Agustus tahun ini sebesar 292 ton. Sementara itu, total ekspor perseroan sepanjang 2016 sebesar 271 ton.

Hingga 31 Agustus 2017, perseroan membukukan pendapatan Rp95,4 miliar, meningkat 43,7 persen dibandingkan 2016 yang sebesar Rp66,4 miliar. Peningkatan pendapatan perseroan tidak terlepas dari meningkatnya volume penjualan serta meningkatnya harga rajungan di pasaran.

Harga jual rajungan tahun ini adalah US$11,2 sementara sepanjang tahun lalu harga jual rajungan US$8,2. (AM)