Bareksa.com – Sebanyak tiga perusahaan perawatan pesawat (maintenance, repair and overhaul/ MRO) asing sedang dalam proses penawaran untuk membeli hingga 25 persen saham PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI). Transaksi penjualan saham GMF AeroAsia ditargetkan tuntas Januari tahun depan.
Direktur Utama GMF AeroAsia Iwan Joeniarto mengungkapkan, pihaknya baru saja melakukan road show penawaran saham GMF kepada perusahaan asing calon investor strategis. Terdapat tiga perusahaan MRO kelas dunia yang sudah menyatakan minat kuat menjadi investor strategis.
“Dua perusahaan dari Asia dan satu dari Eropa,” terangnya di Tangerang, Rabu, 13 Desember 2017.
Dia melanjutkan, pemegang saham GMF AeroAsia, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menawarkan hingga sebanyak 25 persen saham GMF kepada calon investor tersebut. Jumlah saham itu terdiri atas 10 persen saham baru dan 10-15 persen saham milik Garuda Indonesia.
Garuda Indonesia berniat untuk menjual sebagian sahamnya di GMF kepada investor karena investor strategis tidak berminat jika hanya membeli 10 persen saham baru perseroan.
Jika hanya memiliki 10 persen saham GMF, investor strategis tidak dapat mengontrol, mengawasi dan menentukan kebijakan di GMF Indonesia. Oleh sebab itu, ada tambahan 10-15 persen saham milik Garuda Indonesia untuk investor strategis.
“Jika hanya 10 persen, tidak ada yang mau jadi investor strategis,” tutur Iwan. (Baca juga Penjualan Saham GMF Kepada Investor Strategis Bakal Alot, Apa Penyebabnya?)
Sementara itu, Iwan mengaku bahwa target penyelesaian penjualan saham GMF kepada investor strategis molor dari rencana awal, yakni akhir tahun ini menjadi Januari tahun depan. Hal itu terjadi karena proses negosiasi terhambat libur akhir tahun di Eropa dan Asia.
Saat ini adalah menjelang liburan natal dan tahun baru. Beberapa perusahaan calon investor strategis meminta waktu libur, tetapi mereka telah menyatakan sangat tertarik menjadi investor strategis GMF.
Iwan juga mengungkapkan, pengunduran waktu penjualan saham GMF kepada investor strategis tidak dilakukan karena tekanan harga saham GMF di pasar belakangan ini. Hingga perdagangan sesi I hari ini, Rabu, 13 Desember 2017, harga saham GMFI diperdagangkan senilai Rp310 per saham turun, 22,5 persen dari harga saham penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) September lalu sebesar Rp400.
Meskipun harga saham GMFI tengah terdepresiasi, Iwan meyakinkan bahwa harga saham GMF AeroAsia yang akan dijual tidak akan lebih rendah dari harga IPO. “Kita juga harus melindungi pemegang saham minoritas,” terang Iwan.
Selain itu, investor strategis tidak melihat harga pasar GMF di pasar. Perseroan melihat potensi fundamental GMF AeroAsia di masa mendatang. Sebelumnya, perseroan berharap memeroleh dana minimal sebesar Rp 2,5 triliun dari hasil penjualan saham kepada investor strategis.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, investor strategis penting untuk mempercepat pengembangan bisnis GMF AeroAsia. Dengan adanya investor strategis, maka GMF AeroAsia dapat mengangkat brand, leverage kapabilitas dan melakukan joint marketing untuk menggarap pasar regional maupun global.
MoU dengan Garuda Indonesia
Hari ini, GMF AeroAsia telah menandatangan nota kesepahaman (memorandum of understanding/ MoU) dengan Garuda indonesia. Mou tersebut dilakukan untuk melanjutkan kontrak kerja sama jangka panjang untuk perawatan armada Garuda Indonesia yang akan berakhir Juni tahun depan.
Iwan menuturkan, perseroan ingin berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan terhadap Garuda Indonesia sebagai salah satu key account customer-nya. Perpanjangan kontrak perawatan pesawat Garuda Indonesia rencananya akan berjangka waktu 10 tahun.
Dia melanjutkan, nilai potensi kontrak baru dengan Garuda sedang dihitung. Namun, dalam kontrak sebelumnya, perseroan memperoleh sekitar US$200-250 juta pendapatan dari perawatan pesawat Garuda.
Sementara itu, Direktur Teknik dan Pemeliharaan Garuda Indonesia, I Wayan Susena mengatakan, selama ini GMF, sebagai anak usaha Garuda, telah memberikan pelayanan yang optimal dalam menjaga armada Garuda Indonesia tetal dalam kondisi layak terbang. (hm)