Bareksa.com - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatatkan perolehan kontrak baru hingga November 2017 senilai Rp48,3 triliun. Dengan kontrak baru tersebut, maka total kontrak yang dikelola Waskita baik kontrak lama yang masih dikerjakan dan baru hingga November 2017 senilai Rp130 triliun.
Kontrak baru tersebut sebagian besar masih berasal dari proyek infrastruktur khususnya jalan tol seperti proyek Tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung Rp13 triliun, proyek Jakarta Cikampek II Elevated Rp6,2 triliun, Tol Cibitung Cilincing Rp5 triliun, Tol Kunciran Serpong Rp3.2 triliun dan Proyek Transmisi Muara Enim - New Aurduri Rp2,8 triliun.
Direktur Utama Waskita Karya, M Choliq, mengungkapkan dengan besarnya total kontrak yang dikelola waskita saat ini, dibutuhkan struktur pendanaan yang optimal melalui pendanaan jangka pendek dan jangka panjang. (Baca : Proyek Tol Trans Sumatera Bukti Serius Pemerintah Himpun Dana di Pasar Modal)
Rata-rata bunga kredit pada pendanaan jangka pendek yang mayoritas berasal dari perbankan sebesar 8,6 persen. Kemudian rata-rata bunga kredit pada pendanaan jangka menengah melalui penerbitan obligasi adalah 9,15 persen.
Serta pendanaan jangka panjang untuk mendanai investasi proyek yang juga jangka panjang mendapatkan rata-rata bunga kredit 11 persen.
Mekanisme alternatif pendanaan lainnya pada sisi ekuitas seperti penerbitan saham baru pada anak perusahaan dan strategic partnership juga dilakukan Waskita untuk mendukung kegiatan operasional perseroan.
Waskita saat ini tengah menawarkan konsesi jalan tol yang saat ini dimiliki kepada calon investor. (Lihat : Waskita Siapkan Rp20 Triliun untuk Capex Tahun 2018)
Selain itu, pada 2018 Waskita akan memperoleh pembayaran dari beberapa proyek turnkey yang jatuh tempo. Rencananya penerimaan dari proyek turnkey sekitar Rp30 triliun diharapkan berasal dari proyek kereta ringan (light rail transit/LRT) Palembang dan beberapa proyek jalan tol yang akan selesai di 2018. Sehingga diharapkan aliran dana tersebut dapat memperbaiki profil arus kas operasi.
Mengenai posisi keuangan waskita, kata Choliq, rasio utang berbunga terhadap ekuitas (DER) pada posisi September 2017 adalah 1,7 kali.
“Menurut covenant kredit waskita kepada pihak ketiga, maksimal rasio utang berbunga kepada ekuitas yg diperbolehkan sebesar 3 (tiga) kali” tegas Choliq dalam keterangan tertulisnya, Senin 11 Desember 2017.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), sebelumnya menyatakan berminat mengakuisisi saham Waskita di enam ruas tol. Jasa Marga memang berniat menjadi operator ruas tol Trans Jawa. (Lihat : Jasa Marga Bidik 6 Tol Waskita, Transaksi Diharapkan Tuntas Kuartal I - 2018)
Direktur Utama Jasa Marga, Desi Arryani berharap kuartal I tahun depan sudah ada kesepakatan harga dengan Waskita. Dia mengatakan dari tujuh ruas tol Trans Jawa yang dipegang Waskita, Jasa Marga membidik enam di antaranya.
“Sepertinya hanya bisa enam, karena sepertinya yang Pemalang-Batang tidak dilepas oleh Waskita,” kata Desi. (AM) (Baca : Jasa Marga Bidik Dua Tol Trans Jawa Milik Waskita)