Bareksa.com - Harga saham perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo, PT Media Nusantara CitraTbk (MNCN) pada perdagangan Rabu 6 Desember 2017 ditutup menguat 4,26 persen ke level Rp1.345 per saham. Saham MNCN ditransaksikan sebanyak 5.666 kali dengan nilai transaksi Rp 48,92 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer saham MNCN antara lain Deutsche Sekuritas (DB) dengan nilai pembelian Rp7,94 miliar, kemudian OCBC Sekuritas (TP) Rp6,69 miliar, dan MNC Sekuritas (EP) Rp6,5 miliar.
Ketiga broker tersebut berkontribusi terhadap nilai transaksi secara keseluruhan masing-masing 16,15 persen, 13,62 persen, dan 13,56 persen. (Baca : Kurangi Kepemilkan Saham MNCN, BMTR Telah Kantongi Rp672,7 Miliar)
Analisis Teknikal MNCN
Sumber : Bareksa
Berdasarkan analisis Bareksa, secara teknikal candle MNCN pada perdagangan kemarin membentuk pola bullish candle dengan short upper shadow.
Kondisi tersebut menggambarkan saham ini sepanjang perdagangan berada di zona positif hingga sempat menyentuh level tertinggi di Rp1.355 namun berakhir ditutup dua tick di bawah level tersebut. (Lihat : Pangsa Penonton Direbut VIVA pada Juni, Saham SCMA Melemah 7,5 Persen)
Pergerakan saham MNCN terlihat mengalami rebound pada perdagangan kemarin dan membentuk swing low yang mengindikasikan adanya sinyal rebound yang cukup kuat pada saham ini.
Sebelumnya saham MNCN sempat menyentuh level terendahnya tahun ini pada perdagangan Senin di Rp1.255 per saham. Selain itu secara foreign flow, investor asing tercatat melakukan net buy Rp15,46 miliar.
Indikator volume terlihat mengalami peningkatan mengindikasikan adanya tren pembelian yang meningkat. Indikator relative strength index (RSI) terlihat mulai bergerak positif dan saat ini berada di level 41 atau masih sangat jauh dari area overbought (jenuh beli) di level 80 menandakan potensi penguatan saham ini masih sangat terbuka.
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.