Melonjak 5,9 Persen, Ini Analisa Teknikal Saham SCMA

Bareksa • 06 Dec 2017

an image
Salah satu program televisi milik Indosiar, anak usaha Surya Citra Media (Company)

Saham SCMA ditransaksikan sebanyak 2.814 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp58,88 miliar

Bareksa.com - Harga saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) pada perdagangan Selasa, 5 Desember 2017 ditutup melonjak 5,9 persen ke level Rp2.330 per saham. Saham SCMA ditransaksikan sebanyak 2.814 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp58,88 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang terpantau banyak memborong saham SCMA antara lain Mandiri Sekuritas (CC) dengan nilai pembelian Rp22,7 miliar, kemudian RHB Sekuritas (DR) Rp11,62miliar, dan Trimegah Sekuritas (LG) Rp5,92 miliar.

Ketiga broker tersebut berkontribusi terhadap nilai transaksi secara keseluruhan masing-masing sebesar 38,47 persen, 19,57 persen, dan 10,12 persen. (Baca : Pangsa Penonton Direbut VIVA pada Juni, Saham SCMA Melemah 7,5 Persen)

Analisis Teknikal SCMA

Sumber : Bareksa
 
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle SCMA pada perdagangan kemarin membentuk pola bullish candle dengan short upper shadow. Kondisi tersebut menggambarkan saham ini sepanjang perdagangan berada di zona positif hingga menembus resisten di level Rp2.300 per saham dan menyentuh level tertinggi di Rp2.350 per saham, namun berakhir ditutup dua tick di bawah level tertingginya.(Lihat : Berkah Ramadan, Emiten TV Kantongi Pendapatan Ekstra)

Pergerakan saham SCMA terlihat mulai memasuki fase uptrend yang dimulai sejak pertengahan November lalu. Saham ini sebelumnya telah menyentuh level terendahnya pada tahun ini di Rp1.935 per saham dan mulai bergerak rebound. Saat ini SCMA tengah menguji resisten di level Rp2.470 per saham.

Indikator volume terlihat masih mengalami peningkatan mengindikasikan adanya tren pembelian yang meningkat. Indikator relative strength index (RSI) terlihat masih bergerak positif dan saat ini berada di level 65  atau masih cukup jauh dari area overbought (jenuh beli). Hal itu menandakan potensi penguatan saham ini masih cukup terbuka. (Baca : Divonis Tanpa Pernah Tahu Ada Sidang, Sinemart Naik Banding)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.