Ini Penyebab Saham Induk Produsen Beras Maknyuss Longsor 26,5 Persen

Bareksa • 05 Dec 2017

an image
Pedagang melayani konsumen pembeli beras di salah satu agen penjual beras yang masih menjual beras merk Maknyuss yang diduga memalsukan kandungan karbohidratnya, di kawasan Aren Jaya, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 25 Juli 2017. (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)

Hingga pukul 14.20 WIB saham AISA diperdagangkan di level Rp470 atau merupakan level terendah sejak 2012

Bareksa.com – Harga saham induk usaha produsen beras merek Maknyuss dan Cap Ayam Jago, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) atau TPS Food kembali merosot signifikan dalam beberapa hari terakhir ini sejak menyentuh level tertingginya pada April. Penurunan harga saham ini seiring dengan kinerja penjualan yang tertekan oleh bisnis pengolahan beras.

Pada perdagangan hari ini, Selasa, 5 Desember 2017, saham AISA terus melanjutkan pelemahan. Pada 30 November saham AISA ditutup di level Rp640 per lembar dan hingga hari ini hingga pukul 14.20 wib saham AISA diperdagangkan di level Rp470 atau level terendah sejak 2012. (Baca : Presenter Kuliner dan Komisaris Independen AISA, Bondan Winarno Meninggal Dunia)

Dengan kata lain, dalam dua hari perdagangan yakni 4 dan 5 Desember 2017 saja, saham AISA telah anjlok 26,5 persen. Mengapa?

Akan Ada Obligasi Jatuh Tempo

Berdasarkan laporan keuangan AISA, hingga September 2017 telah membukukan total utang Rp5,2 triliun. Menariknya, dari keseluruhan nilai utang tersebut terdapat utang obligasi yang akan jatuh tempo pada 5 April 2018 senilai Rp900 miliar atau 17,3 persen dari total utang.

Obligasi TPS Food I senilai Rp600 miliar dan sisanya yakni Rp300 miliar merupakan sukuk ijarah TPS Food I. Obligasi yang diterbitkan pada 1 April 2013 ini, mempunyai kupon tetap sebesar 10,25 persen, sangat tinggi jika dibandingkan suku bunga BI saat ini yang berada di level 4,25 persen. (Lihat : Saham AISA Lesu, Ini Analisis Peralihan Pendapatan Utama Produsen Beras Maknyuss)

Akan Divestasi 70 Persen PT Dunia Pangan

Mengutip riset Samuel Sekuritas yang dibagikan kepada nasabah, salah satu usaha AISA untuk membayar utang dan memperkuat struktur keuangan adalah dengan mendivestasi segmen bisnis beras. (Baca : AISA Anjlok 68 Persen Sejak April, Ini Kinerja Induk Produsen Beras Maknyuss)

Perseroan akan melepas 70 persen saham anak usahanya di segmen bisnis beras, yaitu PT Dunia Pangan. Perusahaan tersebut merupakan induk usaha PT Indo Beras Unggul yang beberapa waktu lalu terjerat kasus hukum.

Divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam bentuk finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. Mengacu laporan keuangan, AISA memang mempunyai kepemilikan 70 persen di PT Dunia Pangan. Perusahaan yang beroperasi sejak 2008 di Sragen ini mempunyai total aset Rp3,75 triliun.

Jika rencana ini terealisasi dengan melakukan divestasi ini, manajemen AISA berharap mampu melunasi utang secara bertahap. Sehingga diharapkan perusahaan mampu memiliki solvabilitas dan struktur neraca keuangan yang lebih baik lagi ke depannya. (Lihat : Dirut Produsen Beras Maknyuss Jadi Tersangka, Bagaimana Nasib Saham AISA?)

Sekedar mengingatkan, manajemen AISA akan menggelar public expose pada 19 Desember 2017 sebagai kewajiban emiten untuk menggelar public expose sekurang-kurangnya 1 kali dalam setahun. (AM)