Bareksa.com – Manajer investasi syariah pertama di Indonesia, PT Paytren Aset Manajemen menargetkan dana kelolaan (asset under management/ AUM) tahun depan sebesar Rp1 triliun dari dua produk reksa dananya. Tahun ini, Paytren memproyeksikan AUM mencapai Rp500 miliar.
Chief Executive Officer (CEO) Paytren Aset manajemen, Ayu Widuri mengatakan, bulan ini perseroan akan meluncurkan minimal satu produk, yakni produk reksa dana pasar uang. Setelah itu, preseroan akan menerbitkan produk reksa dana saham.
Dia melanjutkan, tahun ini perseroan akan fokus terlebih dahulu pada produk reksa dana pasar uang. “Captive market kita itu investor baru, makanya kita jual pasar uang syariah yang risikonya paling rendah,” kata Ayu di Jakarta, Senin, 4 Desember 2017. (Baca : Yusuf Mansyur Tunggu Izin Uang Elektronik Paytren Rampung)
Paytren Aset Manajemen membidik investor dari member sister company perseroan di sektor payment gateway, yaitu Paytren. Saat ini Paytren memiliki sekitar 1,7 juta member.
Perseroan menargetkan jumlah investor produk reksa dana pasar uangnya dapat mencapai 500 ribu orang. Ayu mengaku perseroan telah melakukan edukasi literasi investasi di reksa dana terhadap captive marketnya.
Ayu menjelaskan perseroan menargetkan dapat memperoleh AUM sebesar Rp500 miliar dari produk reksa dana pasar uang dan Rp500 miliar dari produk reksa dana saham. Tetapi, dia memperkirakan pasar saham tahun depan akan sedikit turbulance sehingga dia memperkirakan produk reksa dana pasar uang akan berkontribusi lebih besar terhadap total AUM.
Paytren Aset Manajemen telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk dua produk reksa dana. Dua produk tersebut adalah reksa dana Syariah PAM Syariah Likuid Dana Safa (Dana Safa) dan Reksa Dana Syariah PAM Syariah Saham Dana Falah (Falah).
Produk Dana Safa akan mulai ditawarkan kepada masyarakat mulai 4 Desember 2017 dengan nilai aktiva bersih (NAB) sebesar Rp1.000 per unit. Ayu mengaku bahwa produk Dana Safa ditujukan untuk investor ritel. (Lihat : BI Bekukan Sementara Operasi PayTren, Ini Janji Yusuf Mansur untuk Patuhi Aturan)
Sementara untuk produk reksa dana saham Dana Falah, apabila tidak memungkinkan mulai ditawarkan bulan ini, perseroan akan menawarkan produk tersebut awal tahun depan. Meski dijual tahun depan, Paytren sudah bertemu dengan calon investor institusi produk sahamnya.
Terbitkan RDPT dan DIRE
Ayu mengatakan selain dua produk yang telah mendapatkan izin OJK, perseroan berencana meluncurkan empat produk tahun depan. Keempat produk itu adalah dana investasi real estate (DIRE) syariah, reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) syariah, exchange traded fund (ETF) syariah dan reksa dana pendapatan tetap berbasis sukuk.
Perseroan tengah mengkaji sejumlah proyek yang akan dijadikan underlying produk RDPT. Sudah ada beberapa proyek yang sedang dikaji Paytren. (Baca : Yusuf Mansur Dituding Menipu Investasi Condotel, Mari Kenali Produk yang Resmi)
“Kita menargetkan pada 2017 punya satu RDPT dan reksa dana sukuk,” ujarnya. Untuk reksa dana sukuk, Ayu menilai bahwa demand terhadap produk tersebut dari institusi masih besar tahun depan.
Sementara itu, pemegang saham Paytren, Yusuf Mansur menambahkan bahwa perseroan tengah mempertimbangkan menerbitkan produk reksa dana berbasis properti atau DIRE. Pihaknya ingin menerbitkan produk tersebut tahun depan.
Menanggapi hal tersebut, Ayu menuturkan perseroan juga tengah mengkaji beberapa properti untuk dijadikan DIRE. “Tetapi yang jelas propertinya tidak boleh terafiliasi dengan perseroan,” kata dia. (Lihat : Yusuf Mansur Dilaporkan Terkait Dugaan Penipuan, Waspadai Investasi Bodong)
Jika penambahan produk terealisasi tahun depan, dia memproyeksikan total AUM Paytren Aset Manajemen akan mencapai lebih dari Rp1 triliun. (AM)