Bareksa.com – Pergerakan di pasar saham belum memberikan perubahan yang cukup besar, yang tercermin dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam rentang konsolidasi di range 6.008 – 6.076. Meskipun demikian, ada produk reksa dana berbasis saham yang masih menuai keuntungan.
Di hari kedua pekan ini (Selasa, 28 November 2017), IHSG ditutup menguat tipis 0,1 persen di level 6.070,72. Masih sepinya sentimen penggerak membuat laju IHSG tertahan dalam fase konsolidasi jangka pendek.
Pada perdagangan Selasa kemarin, mayoritas indeks sektoral menghambat laju IHSG dengan penurunan terbesar pada sektor aneka industri, yakni 1,36 persen. Dari sektor aneka industri, saham PT Astra International Tbk (ASII) menjadi penghambat laju indeks dengan kontribusi terbesar pada pergerakan IHSG, yakni negatif 5,5 poin.
Hanya tiga dari 10 sektor yang mencatatkan penguatan. Sektor barang konsumsi mencatatkan kenaikan tertinggi 1,42 persen, disusul sektor keuangan dengan kenaikan 0,69 persen. Dari sektor barang konsumsi, saham PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP) menjadi penopang IHSG dengan kontribusi terbesar pada penguatan IHSG 16,8 poin.
Sementara dari sektor keuangan, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penopang IHSG dengan kontribusi sebesar 8,8 poin. Menguatnya sektor barang konsumsi dan keuangan di tengah sepinya sentimen penggerak di pasar saham turut memengaruhi kinerja reksa dana berbasis saham.
Selain menopang laju IHSG, naiknya sektor barang konsumsi dan sektor keuangan tersebut turut menopang kinerja reksa dana saham terutama pada reksa dana saham yang memiliki alokasi besar pada kedua sektor ini.
Salah satu reksa dana saham yang ikut terapresiasi adalah reksa dana Simas Danamas Saham. Reksa dana yang merupakan kelolaan PT Sinarmas Asset Management ini mencatatkan kenaikan return 0,66 persen pada perdagangan kemarin (Selasa, 28 November 2017).
Reksa dana ini pun berhasil mencatatkan return positif di tengah rata-rata reksa dana saham lainnya yang mencatatkan return negatif, yakni 0,46 persen. Bahkan, return Simas Danamas Saham menjadi yang tertinggi dan sekaligus menjuarai kinerja reksa dana saham pada Marketplace Bareksa dalam sehari perdagangan kemarin.
Sumber : Bareksa.com
Berdasarkan fund factsheet periode Oktober 2017, terdapat saham PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP) dan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dalam lima besar saham yang merupakan alokasi terbesar dari portofolio reksa dana ini.
Seperti diketahui, saham HMSP dan BBRI mencatatkan kenaikan dan bahkan merupakan saham penopang IHSG dengan kontribusi terbesar pada penguatan indeks pada perdagangan kemarin.
Sehingga, adanya kenaikan pada kedua saham ini wajar saja jika kinerja reksa dana Simas Danamas Saham ikut terapresiasi. Simas Danamas Saham adalah reksa dana saham yang diluncurkan sejak Oktober 2007 lalu.
Sejak tanggal peluncurannya tersebut, reksa dana ini telah membukukan kenaikan return hingga 87,5 persen per 28 November 2017. Simas Danamas Saham cocok untuk Anda yang menginginkan imbal hasil investasi cukup tinggi dengan tingkat risiko yang tinggi pula (tipe investor agresif).
Reksa dana ini juga dapat menjadi pilihan investasi bagi Anda yang memiliki tujuan keuangan jangka panjang dengan periode investasi lebih dari lima tahun.
Namun ada baiknya, sebelum membeli produk reksa dana, setiap investor dapat membaca dan memahami isi propektus serta ringkasan produk reksa dana terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar investor dapat mengenali setiap produk reksa dana yang telah disesuaikan dengan tujuan dan profil risikonya masing-masing. (hm)
**
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana..