Bareksa.com – Saham PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) hingga pukul 14.00 perdagangan Senin 20 November 2017 anjlok 15,2 peren menjadi Rp190 per saham. Angka tersebut merupakan level terendah sejak 7 Juli 2017.
Jika ditarik lebih jauh, turunnya harga saham RIMO telah terjadi sejak awal November 2017, yakni amblas 67,3 persen dari level Rp600 per saham, pasca penambahan modal melalui rights issue. (Baca : Pasca Meroket 11 Persen, Ini Analisa Teknikal Prospek Saham RIMO)
Grafik: Harga Saham RIMO
Sumber: Bareksa.com
Sejak terjun bebas dari harga Rp600, tercatat terjadi transaksi sebanyak 30,1 juta lot atau senilai Rp720 miliar, dengan tiga broker terbanyak melepas 6,7 juta lot saham RIMO.
Dari pantauan Bareksa, penjualan terbanyak dilakukan melalui broker Evergreen Capital (EL) sebanyak 2 juta lot saham di harga rata-rata Rp310,2 per saham atau senilai Rp80,9 miliar.
Penjual terbesar berikutnya adalah Yuanta Sekuritas (FS) yang melepas saham 3,6 juta lot saham di harga rata-rata Rp210 per saham, dengan nilai transaksi Rp61,4 miliar.
Kemudian NH Korindo Sekuritas (XA) yang menjual saham sebanyak 1,1 juta lot saham pada harga rata-rata Rp210,5 per saham atau senilai Rp37 miliar. (Lihat : Broker Ini Kembali Jadi Pembeli Terbesar, Saham RIMO Melonjak 11 Persen)
Tidak hanya harga saham, kepemilikan oleh Benny Tjokrosaputra, pemegang saham pengendali emiten juga terus menurun. Berdasarkan keterbukaan Bursa, Benny telah menjual lebih dari separuh dari kepemilikannya di RIMO pada waktu tujuh bulan terakhir.
Per 16 November 2017, Benny hanya memiliki 36,97 persen saham RIMO dari sebelumnya 76,47 persen per 31 Maret 2017. Berarti secara bertahap, Benny berhasil melepas 13 miliar saham atau 13 juta lot saham RIMO dalam periode tujuh bulan.
Dengan asumsi harga saham rata-rata sejak 7 April-1 November 2017 sebesar Rp297,15 per saham, Benny berhasil mengantongi dana segar sebesar Rp3,85 triliun
.Grafik: Porsi Kepemilikan Benny Tjokro di RIMO per Bulan
Sumber: Keterbukaan Informasi Bursa, diolah Bareksa.com
Dari sisi kinerja, RIMO yang telah merilis kinerja laporan keuangannya untuk periode kuartal III 2017, dengan lonjakan drastis di sisi penjualannya. Sejak beralih ke bisnis properti, RIMO juga terlihat berhasil keluar dari kerugian yang dicatatkan pada periode sebelumnya. (Baca : Sejak Akhir Oktober, Benny Tjokro Sudah Lepas 3,03 Persen Saham RIMO)
Hingga akhir September 2017, penjualan RIMO melonjak 27 kali lipat menjadi Rp247,08 miliar. Saat masih mempunyai lini bisnis ritel di department store di kuartal III tahun lalu, perusahaan hanya mencatat penjualan Rp9,16 miliar.
Kenaikan pendapatan ditopang oleh penjualan apartemen yang mencapai Rp239 miliar atau 96,7 persen dari total penjualan di periode ini.
Sementara itu, pada periode yang sama tahun lalu, RIMO belum memasuki bisnis properti sehingga tidak ada kontribusi penjualan apartemen. (Baca Juga : Penjualan Apartemen Dongkrak Kinerja RIMO, Ini Daftar Proyeknya)