Saham ESSA Lompat 13,2 Persen dengan Transaksi 1 Juta Lot, Bagaimana Kinerjanya?

Bareksa • 20 Nov 2017

an image
Pengunjung menyaksikan layar pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Menariknya 40 persen penjualan dilakukan satu broker, CLSA Indonesia (KZ) 408 ribu lot saham

Bareksa.com - Hingga penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat, 17 November 2017, saham PT Surya Essa Perkasa Tbk (ESSA), perusahaan operator kilang gas elpiji, melompat 13,2 persen ke level Rp180 per saham.

Grafik: Pergerakan Harga Saham ESSA Intraday

Sumber: Bareksa.com

Kenaikan harga saham ESSA hari itu merupakan yang tertinggi sejak aksi korporasi dengan pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1 : 10.

Saham ESSA pada 27 Oktober 2017, nilainya dipecah menjadi Rp190 per saham dari sebelumnya Rp1.900. (Baca : Surya Esa Terbitkan Obligasi Konvertibel $35 juta Untuk Bangun Pabrik Amonia)

Tidak hanya perdagangan saham yang melompat, nilai transaksi saham ESSA pun tembus Rp19,2 miliar atau setara 1 juta lot.

Perdagangan Tertinggi

Angka tersebut sangat tinggi, bahkan melampaui perdagangan sejak 23 Januari 2017 hingga perdagangan Kamis pekan lalu yang hanya mencapai Rp16,3 miliar.

Broker yang melakukan pembelian Jumat pekan lalu adalah Mandiri Sekuritas (CC) yang membeli 59 ribu lot saham, di harga rata-rata Rp193,8 per saham atau senilai Rp1,1 miliar

Pembeli terbesar berikutnya adalah RHB Sekuritas (DR) sebanyak 56 ribu lot saham atau senilai Rp1,1 miliar.

Mirae Asset Securities (YP) juga membeli 44 ribu lot saham, di harga rata-rata Rp190 per saham atau senilai Rp821 juta. (Lihat : Investor Setujui ESSA Cairkan Pinjaman USD50 Jt, Bangun Pabrik Bahan Baku Pupuk)

Menariknya 40 persen penjualan dilakukan satu broker, CLSA Indonesia (KZ) 408 ribu lot saham di harga rata-rata Rp190,6 atau senilai Rp7,8 miliar.

Grafik: Pendapatan dan Laba ESSA

Sumber: Bareksa.com

Dari sisi kinerja perusahaan, laba ESSA melonjak 15 kali lipat menjadi Rp37 miliar dari sebelumnya Rp2,6 miliar.

Meningkatnya laba terdorong naiknya pendapatan perusahaan yang naik 23 persen menjadi Rp347 miliar dari sebelumnya Rp281 miliar.

Beban pokok pendapatan turun sebesar 6 persen menjadi Rp183 miliar, karena beban bahan baku turun 6 persen menjadi Rp124 miliar dari sebelumnya  Rp132 miliar. (AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.